Dorong Pengembangan Pariwisata Kota Semarang, Kemenpar Gelar FGD
FGD - Kementerian Pariwisata menggelar Focus Group Discussion pengembangan destinasi Kawasan Kota Lama Semarang di Hotel Star, Kamis (22/08/2019). (hery priyono)

SEMARANG – Dalam rangka pengembangan destinasi kawasan Kota Lama Semarang (KKLS), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui deputi pengembangan destinasi pariwisata mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Kota Semarang, Kamis (22/08/2019).

Selain membahas soal pengembangan kawasan Kota Lama Semarang, acara FGD yang digelar di ballroom Hotel Star Semarang juga membahas soal pendukungan sertifikasi Kota Lama Semarang sebagai world heritage yang telah diajukan ke UNESCO.

Pembukaan FGD dilakukan oleh Burhanudin selaku Kepala Bidang Destinasi Area II (Jabar & Jateng) Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II Kemenpar. Dalam sambutannya, Burhanudin memberikan arahan pengembangan wisata Jateng dari 35 kabupaten/kota semuanya mempunyai keunggulan di wisata alam maupun budaya.

“Kedepannya harus dibuat peningkatan dan keberagaman atraksi (diversifikasi produk) sehingga akan lebih menarik dan mendukung permintaan pasar serta mendukung length of stay. Promosi juga harus digencarkan dan membuat event yang terencana dengan baik,” katanya.

Kedepannya, Burhanudin mewanti-wanti agar para pelaku pariwisata lokal harus siap dan mampu menghadapi tantangan karena kini banyak kompetitor yang mengandalkan wisata alam dan budaya seperti di tempat lain sehingga perlu penguatan atraksi sehingga tidak akan kalah bersaing.

Kepala Bidang Industri Pariwisata Disbudpar Kota Semarang Samsul Bahri Siregar dalam FGD tersebut mengatakan, bahwasannya kini kebijakan pembangunan kepariwisataan Kota Lama Semarang tertera dalam RIPPDA Kota Semarang PERDA NO. 5 tahun 2015.

“Pembangunan destinasi pariwisata Kota Semarang di antaranya termasuk pembangunan daya tarik wisata. Salah satu cara pembangunannya adalah dengan memfokuskan penyelenggaraan event di Kota Lama dengan harapan Kota Lama akan menjadi fokus utama bagi wisatawan,” kata Samsul.

Adapun beberapa poin penting pembangunan pemasaran pariwisata yang menjadi fokus pemkot saat ini adalah pengembangan pasar wisatawan, pengembangan promosi pariwisata, pembangunan industri pariwisata, dan pembangunan kelembagaan pariwisata.

“Kami juga melakukan kebijakan perwilayahan kawasan pariwisata dengan menetapkan kawasan wisata Semarang Tengah. Membuat pemetaan produk dan pasar wisatawan Kota Semarang, dan mendata produk utamanya seperti wisata budaya (pusaka, spiritual, nostalgia, kuliner) dan produk supporting (wisata festival, olahraga, belanja). Harapannya cara ini bisa menarik wisatawan berkunjung,” katanya.

Sementara itu, Nik Sutiyani dari Badan Pengelola Kawasan Kota Lama Semarang dalam FGD tersebut memaparkan soal tata kelola pengembangan kota lama sebagai destinasi wisata. Menurutnya kawasan Kota Lama tidak bisa berdiri sendiri, karena kawasan Semarang Lama yang sesungguhnya terdiri dari empat wilayah kawasan yang pembangunannya harus saling tersinergi.

“Empat wilayah kawasan tersebut yaitu Kampung Kauman, Melayu, Pecinan, dan Kota Lama. Selain Kota Lama, ketiga lokasi tersebut di tahun 2020 akan turut dikembangkan. Untuk saat ini di 2019 sudah disusun tim percepatan untuk penyusunan master plan pengembangan 4 kawasan ini,” katanya.

Secara detail Nik menjelaskan, keistimewaan Kota Lama Semarang merupakan kawasan yang berisi kumpulan bangunan (atribut) dari awal abad ke-17 hingga ke-20. Selain itu keberadaannya merupakan bukti dari pesatnya pertumbuhan kota akibat kegiatan perdagangan pada masa tersebut, terutama perdagangan hasil bumi seperti gula, kopi, kapas, dan lainnya.

Terkait erat dengan sistem transportasi baik laut maupun darat terutama sejarah kereta api di Indonesia, Kota Lama memiliki sejumlah bangunan struktur ruang yang tidak berubah hingga kini, bahkan beberapa bangunan (atribut) masih dalam kondisi baik dan terawat.

Selama ini, kebijakan dan strategi pengembangan KKLS meliputi perlindungan terhadap aset pusaka di kawasan KKLS serta memadukan keberadaan aset pusaka dengan kegiatan ekonomi kreatif dan wisata minat khusus menuju Semarang World Heritage 2020

Pihak Pemkot Semarang, menurut penuturan Nik, saat ini juga mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dan non-digital sebagai media informasi dan promosi serta edukasi tentang KKLS dan kota pusaka Semarang. Selain itu memperkaya event seni dan budaya di KKLS dan kawasan pendukung serta kawasan pengembangan sebagai media promosi berkelanjutan.

“Kami juga mewadahi perkembangan komunitas masyarakat dan masyarakat dengan minat khusus dalam wisata untuk menggalang kekuatan mengisi “jiwa” di dalam KKLS dan kawasan bersejarah Semarang,” katanya. (suarabaru.id)