SEMARANG – Program sekolah dengan sistem boarding school gratis yakni SMKN Jateng dipastikan bertambah. Sebanyak 15 SMKN Jateng baru akan dibuat di sejumlah daerah di Jawa Tengah pada tahun depan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, 15 SMKN Jateng yang baru itu akan difokuskan pada daerah-daerah zona merah. Daerah zona merah tersebut adalah daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
“Pembangunan SMKN Jateng yang baru nantinya diprioritaskan di daerah yang masuk zona merah. Kami masih memiliki sekitar 14 kabupaten yang masuk zona merah itu, nah nanti akan kami prioritaskan agar mereka punya akses. Minimal di semua eks karesidenan,” kata Ganjar ditemui di ruang kerjanya, Rabu (21/8).
Selain penambahan SMKN Jateng berbasis boarding school yang gratis semua biaya pendidikan, seragam, buku dan lainnya itu, Ganjar juga sedang menjajaki kerjasama dengan Jerman. Dalam waktu dekat, dirinya akan mengadopsi kurikulum sekolah vokasi dari Jerman untuk diterapkan di SMKN Jateng.
“Di Jerman itu, anak mendaftar di perusahaan. Baru perusahaan menyeleksi dan menerima anak tersebut kemudian disekolahkan di sekolah vokasi. Jadi, dari lima hari mereka belajar, tiga hari di perusahaan, dua hari di sekolah. Jadi, lulusannya benar-benar expert di bidangnya,” tegasnya.
Nantinya, kurikulum Jerman itu akan diuji cobakan di tiga SMKN Jateng yang sudah ada, yakni Semarang, Pati dan Purbalingga.
“Ini wujud nyata kami menyesuaikan program dari pusat yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kalau pak Jokowi bicara SDM unggul, inilah wujud realisasi program itu,” pungkasnya.
Di lain sisi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Jumeri saat dikonfirmasi mengatakan, 15 SMKN Jateng yang akan dibangun tahun depan memang akan difokuskan di daerah-daerah miskin atau yang masuk zona merah.
Nantinya lanjut dia, pembangunan 15 SMKN Jateng tersebut akan dilaksanakan secara bertahap. Untuk sementara, anggaran yang tersedia akan digunakan untuk pembangunan asrama.
“Jadi, untuk sementara kami hanya akan membangun asrama di SMKN yang sudah ada di daerah-daerah itu. Sementara masih memanfaatkan sekolah yang sudah ada, lalu secara bertahap nantinya SMKN tersebut akan dibuat seperti SMKN Jateng yang ada di Semarang, Pati dan Purbalingga itu,” terangnya.
Pembangunan asrama lanjut dia akan dimulai pada tahun depan. Jika semua berjalan sesuai target, maka tahun 2021 sekolah tersebut dapat memulai pembelajaran.
“Baru nanti ke depan akan dilakukan penataan dan persiapan-persiapan lain agar baik metode, kurikulum dan lainnya sama dengan SMKN Jateng yang sudah ada,” tambahnya. (suarabaru.id)