SEMARANG – Ribuan jemaah memadati Masjid Agung Jawa Tengah untuk mengikuti shalat Idul Adha 1440 H, Minggu (11/8/2019). Meski pelaksanaan sholat Idul Adha dimulai pukul 06.30 WIB, sejak pukul 05.00 WIB para jamaah dari dalam dan luar kota Semarang mulai memadati MAJT.
Dalam khutbahnya Kapolda Jateng Irjen Pol Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi mengingatkan agar umat Islam senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan, tidak mengedepankan emosi dalam menyikapi perbedaan dan persoalan yang menjadi lahan empuk bagi provokator untuk memecah belah umat Islam.
”Kita sadari keberagaman dan perbedaan sosial bangsa Indonesia memiliki potensi konflik perpecahan di antara umat Islam itu sendiri. Hal seperti ini juga telah dialami Nabi Ibrahim bersama keluarganya sebelum melaksanakan kurban. Namun Nabi Ibrahim dan keluarga tidak terpengaruh tipu daya iblis. Mereka konsisten dan istiqomah melaksanakan perintah Allah,” kata Kapolda.
Dalam Khutbahnya bertema Hikmah Ibadah Qurban dan Dinamika Sosial di Bumi Pancasila, Kapolda menekankan bahwa distribusi kekayaan yang tidak merata juga bertentangan dengan makna Hari Raya Kurban. Pemerataan ini sangat dibutuhkan untuk mengobati ‘luka-luka sosial’ yang berpotensi mendorong munculnya potensi konflik.
”Kekayaan alam ini disediakan untuk dinikmati seluruh umat manusia, namun kenyataannya ada sekelompok oang yang mengambil bagian terlalu banyak melebihi porsi yang seharusnya. Maka tidak heran kalau ada orang sakit perut karena kelaparan, sementara ada juga orang yang sakit perut karena kekenyangan,” ujat Kapolda.
Kapolda menambahkan, ada pelajaran karakter dari Nabi Ibrahim yang patut dicontoh. Karakter tersebut di antaranya keberanian, kerelaan, keiklasan, kepatuhan tanpa batas dan musyawarah. Keberanian Nabi di antanranya melawan kebatilan dan kerelaan berkurban untuk menegakkan kebenaran.
”Keberanian Nabi Ibrahim dalam menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan ini hendaknya menjadi pelajaran yang berharga bagi umat Islam. Jauhkan ambisi-ambisi pribadi dan kelompok dengan memanfaatkan jubah kebenaran, karena Allah tak suka dengan kepalsuan dan kemunafikan,” katanya.
Ketua DPP MAJT Prof DR KH Noor Ahmad MA menyebutkan, pada kurban tahun 2019 ini MAJT menyembelih delapan sapi besar dan 12 kambing. Semua daging kurban dibagikan kepada warga sekitar MAJT, terutama warga yang benar-benar membutuhkan.
”Delapan ekor sapi disembelih setelah shalat Idul Adha, kemudian dagingnya dibagikan kepada yang berhak menerima pada hari ini juga. Sesuai daftar permintaan 1.000 lebih. Mudah-mudahan mencukupi,” ujar Noor Ahmad. (suarabaru.id/sl)