WONOSOBO – Jeaninta Ulya Muhammadi (12) siswa Kelas VI SD Muhammadiyah Bilingual Full Day School (MBF) Al-Adzkiyya Wonosobo patut berbangga. Karena putri sulung pasangan Rosyid Muhammadi dan Lisa Lusiana baru saja meriah prestasi sebagai cerpenis.
Gadis belia berparas cantik itu, baru saja meraih juara Harapan 1 lomba menulis cerita pendek (cerpen) tingkat nasional pada Festifal Lomba Literasi Nasional (FL2N) yang dihelat di Jakarta, 25-29 Juli 2019 lalu.
Sebelumnya, siswa kelahiran Wonosobo 28 Juli 2007 ini, pernah menyabet juara 1 FL2N se-kecamatan dan Kabupaten Wonosobo dalam lomba yang sama. Sebagai juara 1 menulis cerpen di Wonosobo, dia didapuk mewakili lomba yang sama di tingkat nasional.
“Alhamdulillah, meski masih juara harapan 1, sudah bisa membawa nama harum SD MBF Al-
Adzkiya dan Kabupaten Wonosobo dikancah nasional. Apalagi persaingan dari Propinsi lain di Indonesia juga sangat ketat,” ujarnya bangga, Rabu (31/7).
Guru SD MBF Al-Adzkiya yang mendampingi Jeani dalam FL2N, Rina Mariana Hesti S Psi
mengatakan jumlah peserta lomba menulis cerpen ada 34 siswa. Sedang jumlah peserta lomba keseluruhannya ada 170 peserta yang merupakan perwakilan provinsi di Indonesia.
“Karena selain lomba menulis cerita pendek dalam ajang FL2N juga diselenggarakan lomba cipta syair, cipta puisi, baca puisi dan mendongeng. Semua peserta merupakan jawara di daerahnya masing-masing, sehingga persaingan ketat sekali,” katanya.
Menurut Rina, ajang FL2N dinilai cukup bergengsi karena digelar oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
“Sebelum lomba dan selama menjalani perlombaan menulis cerita pendek, Jeani – demikian panggilan akrabnya didampingi oleh pengampu Klub Bahasa Indonesia, Dian Widyastuti SE, yang juga pustakawan SD MBF Al-Adzkiya Wonosobo,” beber Rina.
Ruwatan Gembel
Dalam lomba, Jeani mengangkat cerpen berjudul “Rambut Lera”. Cerpen berbasis sejarah ini menceritakan perihal prosesi ruwatan rambut gembel dengan latar cerita di kawasan Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau).
“Lera adalah seorang anak yang berambut gembel asal Dieng. Guna menghilangkan rambut gembel harus dilalui dengan prosesi ruwatan cukur rambut gembel yang dilangsungkan secara sakral dan dilakukan oleh toko sepuh di desa,” kisahnya.
Diceritakan siswa yang hobi membaca dan menulis ini, rambut gembel yang menempel di kepala Lera diikuti beberapa gejala, seperti sering panas dan demam yang tak diketahui sebabnya. Saat panas turun dan demam sembuh muncul rambut gembel di kepalanya.
Jeani mengaku cerpen sejarah yang dibuat sebisa mungkin seperti yang terjadi sesungguhnya. Karena itu, untuk bisa mendekatkan cerpen dengan kejadian yang sesungguhnya alumnus TK ABA 2 Kauman ini, banyak membaca buku tentang Dieng.
“Saya berusaha mencari referensi untuk pengayaan cerpen “Rambut Lera” dengan banyak membaca buku ruwatan rambut gembel di Dieng dan buku-buku pendukung lain perihal budaya dan tradisi cukur rambut gembel yang masih berkembang di sana,” paparnya.
Sebelum menulis cerpen “Rambut Lera”, cewek yang punya cita-cita menjadi penulis cerpen dan pendakwah ini, juga pernah menulis cerpen berjudul “Sebatang Pohon Rambutan” dan “Cloky” yang bercerita tentang jarum jam yang berjalan mundur.
“Cerpen-cerpen tersebut pernah saya jual dalam bentuk foto copy cetakan kecil dan dijual ke teman-teman sekalasnya. Alhamdulillah banyak teman-teman yang suka dengan cerpen yang saya tulis,” bebernya.
Tidak hanya mahir dalam menulis cerpen, gadis kecil murah senyum dan kini tinggal di Wonobungkah RT 6 RW 07 Jlamprang Wonosobo ini, juga piawai dalam menghafal ayat-ayat Alquran. Selama sekolah di SD MBF Al Adzkiya, Jeani sudah hafal 3 juz.
“Saat liburan lalu saya juga tinggal di Pondok Pesantren Ath-Thohriyyah Solo untuk belajar menghafal Al-Qur’an. Alhamdulillah saat ini sudah selesai 16 juz. Mohon doa mudah-mudahan bisa jadi hafidzoh 30 juz,” harapnya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka