BLORA – Ketua DPRD Kabupaten Blora, H. Bambang Susilo, menginginkan dihidupkannya kembali koperasi-koperasi unit desa (KUD) yang ada di tiap kecamatan di Kabupaten Blora.
Mantan kepala desa (kades) dua periode itu, mengutarakan keinginannya saat menghadiri syukuran Hari Koperasi ke-72 KUD Tani Jaya Kecamatan Banjarejo, Blora, Selasa (30/7/2019).
“Dulu pengelolaan koperasi memang cukup merepotkan, tapi sekarang berbeda,” kata Bambang Susilo.
Agar KUD kembali hidup, Pemkab Blora bisa mendorong agar koperasi unit desa dihidupkan kembali, karena koperasi adalah basis ekonomi kerakyatan yang berasaskan kebersamaan dan kegotong-royongan.
“Sistem ekonomi melalui koperasi, sesuai dengan budaya kita,” jelas politisi Partai Demokrat itu.
Dikatakan Bambang, di jaman dulu pengelolaan koperasi unit desa di kecamatan banyak yang melenceng jauh dari tujuan, bahkan tidak sedikit pengurus yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri ketimbang kepentingan bersama.
Jaga Integritas
Bembang Susilo membeber soal KUD zaman dulu, karena pernah mengalami ketika masih menjadi kepala desa, dan mengakuinya mengurus koperasi lebih repot ketimbang mengurus tugas-tugas pemerintahan desa.
“Jika ada satu pengurus tidak beres, semua akan menjadi tidak beres,” bebernya lagi.
Lantas bagaimana cara menghidupkan kembali koperasi-koperasi unit desa yang telah mati tersebut? Bambang menyebut, jika pengelolaan dan kepengurusan KUD Tani Jaya di Kecamatan Banjarejo, bisa dijadikan model.
Kuncinya, tambah Bambang, para pengelolaan KUD menjaga kepercayaan anggota, pengurus harus benar-benar bertanggungjawab, akuntabilitas dijaga, integritas dari para pengurus dan pengawas harus dipelihara.
Jika kepengurusan dan pengelolaan mendapat kepercayaan yang tinggi dari anggota, akan semakin banyak warga bergabung menjadi anggota, katanya.
Menurutnya, semakin luas (banyak) anggotanya, maka semakin lebar pemerataan ekonominya. Sebab koperasi tujuannya membuat sejahtera anggota, bukan pengurus, dan pengelolanya.
Bambang mengaku kagum dengan pengelolaan KUD Tani Jaya Kecamatan Banjarejo, asetnya mencapai Rp 9 miliar, anggotakan inti sebanyak 300-an, ternyata bisa menciptakan peluang usaha baru, termasuk penggemukan sapi.
Suarabaru.id/Wahono