blank

Ellen Kristi paparkan pendidikan karakter anak. (Foto: SB/Tuhu)

 

BOROBUDUR – Untuk meletakan pondasi pendidikan karakter, akan sangat lebih maksimal dan mudah, apabila anak masih di bawah umur 12 tahun. Karena kalau sudah masuk masa puber, tantangannya akan jauh lebih berat.

“Anak memiliki pribadi yang berbeda dengan orang tuanya,” kata Ellen Kristi, pendiri Komunitas Charlotte Mason Indonesia, Selasa (23/7), dalam seminar tentang anak bertajuk “Habit Of Obedience Dan Way Of The Will”.

Ia menjelaskan tujuan utama dari pendidikan karakter, tidak hanya sebatas tahu sopan santun dan bisa bicara yang baik. Tetapi juga berkembang mulai dari akal budinya, emosinya, dan juga spiritualitasnya.

Seminar itu diselenggarakan Bakohumas Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2019. Kegiatan itu dihadiri Pj Sekda Drs Adi Wariyanto dan Ketua Tim Penggerak PKK Christanti Handayani SE.

Ellen Kristi mengingatkan, orang tua jangan memaksa anak harus sama dengan dirinya, sehingga yang diinginkan atas anaknya harus sesuai dengan keinginan orang tua

“Ingat anak bukanlah robot atau sebuah mesin yang bisa menuruti semua keinginan orang tua. Mereka adalah pribadi yang berbeda,” kata penulis buku “Cinta Yang Berpikir” itu.

Tetapi orang tua juga harus memiliki otoritas kepada anaknya agar bisa mengarahkan anaknya kejalan yang benar. Otoritas dimaksud bukan otoriter apa lagi ditaktor.

“Orang tua harus memiliki otoritas terhadap anaknya untuk menentukan aturan. Sehingga anak akan lebih terarah dalam mentaati peraturan untuk lebih mendewasakan diri,” tuturnya. (Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro)