Sri Puryono : Pimpinan Harus Visioner, Kreatif, dan Inovatif
(ist./hms)

SEMARANG – Di era milenium sekarang ini para Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk berbuat dan bertindak secara kreatif dan inovatif demi menghasilkan karya yang hebat. Oleh karena itu mereka ditempa melalui pelatihan kepimpinan agar menghasilkan ASN dengan karya perubahan yang riil dan bisa segera dilaksanakan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XVI, di Gedung Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Derah (BPSDMD) Jateng, Senin (8/7/2019).

“Tujuan dari pelatihan kepemimpinan ini adalah, membentuk jiwa kepemimpinan yang visioner, kreatif, dan inovatif dalam pelaksanaan tugas pokok fungsi di lingkungan kerja masing-masing,” bebernya.

Menurutnya, pemimpin masa depan dibentuk menjadi pemikir- pemikir yang selalu inovatif. Karenanya para peserta diklat kepimpinan harus dapat menjadi agen of change, membuat perubahan positif di lingkungan kerja masing-masing. Muaranya nanti adalah peningkatan kinerja pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat.

Sekda menjelaskan, pada hakekatnya eselon II harus mampu merumuskan kebijakan program dan kegiatan, sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan. Di samping itu, wajib bisa memahami, dan menjelaskan keragaman sosial budaya, dalam rangka peningkatan citra dan kinerja organisasi. Tak cukup di situ, mereka dituntut mengaktualisasikan kode etik PNS dalam meningkatkan profesionalisme, moralitas etos kerja, akuntabilitas, dan produktivitas aparatur.

“Tidak kalah penting adalah loyalitas, sabar, ulet, komunikatif, ikhlas, dan mau berdiskusi. Hal-hal tersebut menjadi kunci sukses pembangunan nasional, khususnya di Jawa Tengah,” imbuhnya.

Sedangkan untuk kompetensi, yang dibangun adalah kompetensi kepemimpinan visioner. Yaitu kemampuan berkolaborasi dengan stakeholder untuk menangani isu nasional, strategi, dan memimpin peningkatan kinerja instansi melalui penetapan visi dan arah kebijakan yang tepat.

Ia berharap, melalui materi pelatihan dalam diklat akan dapat memberikan spirit tersendiri dalam bekerja keras, membentuk sikap pantang menyerah, dan selalu berusaha dan antusias untuk terus melakukan inovasi dan berkreasi dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Itu semua akan menjadi kunci keberhasilan dalam melaksanakan tupoksinya sebagai ASN.

Sekda menyebutkan, peserta Diklatpim II yang berjumlah 44 orang tersebut akan mengikuti pelatihan mulai 8 Juli – 28 Oktober 2019 di BPSDM Jateng.

Sebanyak 44 peserta berasal dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, BPKP, Badan Pusat Statistik, Kementerian Hukum HAM, Provinsi Jateng, Provinsi Sulawesi Tengah, kabupaten atau kota di Jateng serta luar Provinsi Jawa Tengah.

Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN-RI Dr Baseng menambahkan, seorang pemimpin harus bisa menguasai dirinya agar tidak dikuasai oleh kepentingan-kepentingan lain. Satu-satunya kepentingan yang bisa menguasai diri seorang pemimpin di sektor publik adalah kepentingan publik itu sendiri.

Ia menjelaskan, pada pelatihan kepemimpinan sebelumnya juga sudah menekankan kompetensi kepemimpinan. Akan tetapi ada hal yang lebih penting untuk ditambahkan pada latihan kepemimpinan, yakni semua harus menyesuaikan perubahan yang berlangsung dengan cepat.

“Pada era sekarang ini, bukan lagi negara besar yang akan memakan negara kecil dan bukan lagi negara besar yang akan mengalahkan negara kecil, tetapi yang akan mengalahkan negara yang cepatlah yang akan mengalahkan negara-negara yang lambat,” tandasnya. (suarabaru.id/hp)