JEPARA – Setelah gagal memperoleh Izin pada tahun ajaran 2014/2015 karena belum adanya spektrum kurikukum kriya ukir, tahun ajaran ini SMKN 2 Jepara kembali membuka kelas kreatif ukir kayu.
Pembukaan jurusan ini merupakan proyek percontohan/pilot project Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tujuannya untuk mengembangkan potensi lokal.
Hal ini disampaikan Kepala SMK N 2 Jepara, Subandi, Selasa (25/6). “Tahun ini kami membuka satu kelas khusus untuk jurusan ukir kayu,” kata dia.
Pembukaan jurusan ini merupakan satu dari 16 program pilot project, sekolah dan Balai Latihan Kerja di Indonesia, yang ditugasi membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
“Dari Jawa Tengah ada dua sekolah yang terpilih, satu kami mewakili Jepara dengan jurusan ukir, kemudian ada dari Magelang dengan jurusan fashion,” urainya.
Menurut Subandi, jurusan ukir nantinya akan fokus untuk melestarikan dan menciptakan siswa-siswi yang mahir dalam kecakapan mengukir.
Uji Kompetensi
Selain itu, pada setiap semester para murid juga akan diuji kompetensi. Jika lulus, mereka akan meperoleh sertifikat keahlian. “Minimal nantinya, sampai lulus tiap siswa mengantongi enam sertifikat keahlian,” kata dia.
Untuk mempersiapkan jurusan ini, beberapa stafnya telah mendapatkan pelatihan terkait materi ukir. ” Para guru pengampu mapel ukir, telah mendapatkan training of trainer (TOT) di sebuah gudang meubel di Desa Langon, sebagai persiapan untuk pembukaan jurusan ukir,” kata dia.
Pada tahun ajaran 2014/2015 lalu sebenarnya di sekolah tersebut telah dibuka jurusan ukir. Saat itu peminatnya cukup banyak, dan sudah memenuhi rombel belajar (kelas).
Namun saat itu spektrum kurikulum di tingkat pusat belum ada yang membahas khusus jurusan ukir. Karena itulah jelang ujian siswa jurusan ukir dimasukkan ke jurusan kriya kayu.
Ditanya mengenai peminat kelas khusus ukir itu, Subandi menyatakan, pihaknya optimistis masih banyak peminat. Karena tak ada zonasi untuk SMK, pelajar yang ingin belajar di jurusan khusus ukir itu. Karena itu mereka bisa datang dari berbagai wilayah.
Lulusan ukir, nantinya diharapkan mempunyai kompetensi dan sertifikat di bidangnya, yang dapat digunakan dalam dunia kerja.
“Meskipun sekarang kami berada di dalam naungan provinsi, namun juga berharap kepada Pemkab tetap mensuport jurusan ukir ini. karena bagaimanapun, ini masa depan Jepara,” kata dia. (SuaraBaru.id/HD)