blank
Bekas Pasar Induk Kota Blora yang dibangun pada 1973 dibongkar total. Selanjutnya akan dibangun pusat perdagangan dan kompleks perkantoran baru. (Foto: SB/Wahono)

BLORA – Bangunan eks Pasar Induk, Kota Blora, dibongkar total rata tanah. Pembongkaran pasar yang dibangun era Bupati Srinardi (1973), Minggu (23/6), sudah mencapai separoh atau 50 persen lebih.

Kios-kios dan dasaran di  sisi timur, utara, tengah, belakang,  serta  lantai atas dirobohkan. Kayu pintu, jendela, kusen pintu, kayu usuk, reng, dan belandar kayu penyangga atap, satu demi satu dipreteli (dilepas).

“Pembongkaran terus berjalan, kayu dan bekas bongkaran lainnya ini diangkut ke rumah saya,” jelas Singgih Hartono.

Singgih Hartono adalah pihak yang memenangi lelang pembelian aset daerah bekas bangunan Pasar Induk yang berlokasi sekitar 100 meter selatan Alun-alun Kota Blora.

Menurutnya, selain bangunan harus dibongkar total, lahan eks pasar bersejarah itu harus diratakan, sehingga pihaknya perlu menyewa alat berat jenis backhoe untuk meratakannya.

Dalam pembongkaran, Singgih Hartono merekrut sejumlah tenaga kerja untuk merobohkan tiang-tiang penyangga, memotong besi-besi beton, membongkar tembok dan membersihkan lahan.

“Saya belum bisa menjadwalkan kapan rampung total, namun kami berusaha segera membereskan,” jelasnya.

blank
Salah satu pekerja sedang menjebol tembok lantai atas esk bangunan Pasar Induk Kota Blora. (Foto: SB/Wahono)

Pusat Bisnis

Singgih membeberkan, pihaknya harus mengeluarkan dana sekitar Rp 1,4 miliar untuk membeli aset Pemkab itu, dan lokasi tersebut rencananya akan dibangun pusat perdagangan dan perkantoran.

Di tempat lain Bupati Blora, H. Djoko Nugroho, mengeluarkan pengumuman  bahwa tanah eks Pasar Induk akan dibangun pusat bisnis dan perkantoran. Rencananya dimulai pada tahun anggaran (TA) 2020.

“Eks pasar induk nanti dibangun pusat perdagangan dan perkantoran, sedangkan eks gedung Sasana Bhakti untuk bioskop kembar atau cineplex,” ungkapnya.

Pasar  Induk  terpaksa dibongkar, karena sudah kuna, sumpek, dan tidak mampu menampung semua pedagang. Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) membangun Pasar Rakyat (baru) di kawasan Gabus.

Pasar Rakyat Sido Makmur berjarak  sekitar 2,6 kilometer selatan Alun-alun Kota Blora, kini terdapat 300 kios, los baru yang bisa menampung sekitar 1.500 orang bakul (dasaran), dan akan terus dikembangkan.

Suarabaru.id/Wahono

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini