blank
Assoc, Prof Weerachai Chaijamon dari Siam University Thailand saat memberikan kuliah tamu bagi para mahasiswa  Fakultas Ilmu Kesehatan  program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang . Foto: Istimewa.

MAGELANG-Program studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) mengadakan kuliah tamu dengan menghadirkan Assoc, Prof Weerachai Chaijamon dari Siam University Thailand.

“Kuliah tamu yang mengambil tema Antibiotics Dosing in Patient Receiving Renal Replacement Therapy tersebut, sebagai bentuk pengayaan mahasiswa serta meningkatkan kompetensi mahasiswa Farmasi UM Magelang,” kata Ketua Panitia pelaksana Setiyo Budi Santoso.

Setiyo mengatakan, kuliah tamu tersebut diikuti 142 mahasiswa dari semester II dan IV dari program studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan UM Magelang. Sedangkan, pemateri , Prof Weerachai Chaijamon, seorang ahli di bidang farmasi klinis yang menekuni farmakoterapi pada pasien gagal ginjal.

Ia berharap, dengan dilaksanakan kuliah tamu tersebut tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tetapi juga dosen dari Fikes UM Magelang.  “Bagi mahasiswa harapannya dapat memiliki wawasan yang luas utamanya wacana farmakologi di tingkat global. Sedangkan  bagi dosen, dengan adanya kuliah tersebut dapat menjadi evaluasi terkait materi yang diajarkan kepada mahasiswa masih relevan atau tidak,” katanya.

Setiyo menambahkan, dalam sebuah tim penanganan pasien gagal ginjal, farmasis merupakan seseorang yang tahu bagaimana reaksi obat di dalam tubuh.  Untuk itu, sangat diperlukan  mengetahui penghitungan dosis yang tepat agar tidak terjadi overdosis pada seorang pasien.

Sementara itu, Weerachai dalam pemaparannya  menjelaskan  pasien penderita gagal ginjal terdiri dari tiga macam. Yakni penyakit gagal ginjal akut, kronis, dan pasien yang memperoleh donor ginjal.

Menurutnya, dalam penanganan kasus gagal ginjal, pasien harus mendapatkan obat secara bertahap dan menggunakan enam pendekatan. Yakni, pendekatan bertahap untuk menyesuaikan dosis obat untuk pasien dengan insufisiensi ginjal.

“Pendekatan terhadap pasien tersebut yakni,  memperoleh riwayat dan informasi mengenai demografis atau klinis yang relevan, memperkirakan pembersihan keratin, meninjau penggunaan obat yang sedang dikonsumsi oleh pasien, menghitung regimen pengobatan , monitor efek penggunaan obat dan merevisi regimen,” katanya.

Suarabaru.id/yon

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini