KUDUS – Maraknya perahu wisata di bendungan Logung mendapat respon dari Bupati Kudus H.M. Tamzil.
Pasalnya, pemerintah daerah belum memberikan izin pengoperasian perahu wisata. Oleh karena itu, H.M. Tamzil bersama OPD terkait menemui para pemilik perahu wisata dan perwakilan warga di Balai Desa Kandangmas, Rabu (19/6) siang.
Tak hanya berdiskusi, H.M. Tamzil meninjau langsung lokasi pangkalan perahu wisata di bendungan Logung.
H.M. Tamzil bermaksud menyamakan persepsi bersama para pemilik usaha perahu wisata. Pembangunan bendungan Logung memang sepenuhnya diperuntukkan warga, terutama pertanian.
Nantinya, air dari bendungan Logung mengairi sawah di wilayah Jekulo dan Bae. Terkait bendungan Logung sebagai objek wisata, H.M. Tamzil mengakui sampai saat ini masih perlu berbagai penataan.
Adanya perahu wisata yang dijalankan warga setempat disebut H.M. Tamzil sebagai inovasi yang cerdas dan kreatif, namun faktor keamanan dan kelayakan perahu menjadi persoalan yang harus segera diatasi.
“Bendungan Logung memang sepenuhnya untuk kesejahteraan warga, terutama pertanian. Terkait bendungan Logung menjadi objek wisata, Pemkab masih memiliki rencana akan menata zona 1 dan 4 bendungan Logung agar menjadi tempat wisata yang representatif.”
“Namun, tampaknya warga lebih gercep dalam merespon peluang objek wisata tersebut, sehingga banyak perahu wisata yang telah beroperasi.”
“Kami apresiasi hal tersebut, tapi kami akan meningkatkan keamanan dan kelayakan perahu terlebih dahulu,” terangnya.
Selain permasalahan keamanan, pada minggu ketiga Juni mendatang air di Bendungan Logung akan dikosongkan.
Hal tersebut dilakukan guna mengecek kemampuan bendungan Logung menopang air hingga penuh.
“Selama ini, bendungan Logung masih dalam masa uji coba. Kemarin kan telah diisi, nanti akan kami kosongkan untuk mengecek ada yang retak atau bocor atau tidak. Maka dari itu, kami meminta para pemilik usaha perahu wisata menghentikan aktivitasnya sementara,” pintanya.
Diperkirakan, pengosongan air bendungan Logung akan berlangsung hingga musim penghujan tiba.
Sekitar tiga bulan, bendungan diuji coba sebelum akhirnya akan mulai diisi kembali. H.M. Tamzil menargetkan perahu wisata dapat beroperasi kembali sebelum lebaran tahun 2020.
Sambil menunggu uji coba bendungan Logung selesai, H.M. Tamzil meminta Dinas Perhubungan Kudus memfasilitasi para pemilik usaha perahu wisata untuk studi banding ke bendungan/waduk Jatibarang Semarang. Studi banding diperlukan untuk mempelajari manajemen dan faktor kemanaan dari perahu wisata.
“Tolong Pak Halil Kadinas Perhubungan memfasilitasi para pemilik usaha perahu wisata berkunjung ke Bendungan Jatibarang.”
“Setelah nanti mempelajari manajemen dan perahu berstandar, nanti kita sama-sama musyawarah pengadaan perahu. Kami juga mengadakan tes untuk nahkoda perahu agar semuanya punya lisensi,” ujarnya.
H.M. Tamzil mengungkapkan perahu wisata tersebut berada di zona 4. Artinya, zona tersebut masuk dalam zona yang akan ditata Pemkab menjadi objek wisata bersama dengan zona 1.
Penataan tempat wisata akan berlangsung pada 2020 nanti. Saat ini, H.M. Tamzil masih merancang cetak biru objek wisata bersama dengan Disbudpar, Dinas Perhubungan, dan pemerintah desa.
“Kami sedang merancang untuk pembangunan obyek wisata yang representatif di zona 1 dan zona 4 Bendungan Logung.”
“Terutama pembangunan jalan masuk, dermaga, maupun gardu pandang. Kami berharap wisata nantinya dapat dikelola oleh masyarakat setempat bersama dengan pemerintah desa. Setelah terealisasi, silakan mengembangkan wisata di sini.”
“Bisa wisata jip, kuda, tempat makan apung, outbound, pendirian café, ataupun homestay. Saya harap wisata Bendungan Logung nantinya juga dapat dinikmati pada malam hari,” harapnya. (SuaraBaru.id)