WONOSOBO – Sejumlah 1.079 calon jamaah haji tahun 2019 asal Wonosobo mengikuti manasik tahap pertama yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat di Gedung Sasana Adipura. Sebanyak 177 calon jamaah haji tidak mengikuti manasik karena sakit.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo Drs M Thobiq MSi, Selasa (18/6), mengatakan manasik diselenggarakan guna membekali jamaah haji perihal tata cara prosesi dan ritual haji yang akan dilakukan calon jamaah haji di tanah suci.
Selain itu, sebagai upaya persiapan tehnis pemberangkatan, pelaksanaan dan pemulangan haji agar berjalan lancar sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Karena dalam ibadah haji butuh koordinasi antara jamaah, ketua rombongan dengan petugas haji.
“Jangan sampai karena tidak ada persiapan tehnis melalui manasik, jamaah haji di tanah suci tidak bisa melakukan ibadah haji dengan baik. Melalui manasik haji, jamaah haji diharapkan dapat melaksanakan rukun, wajib dan sunnah haji dengan sempurna,” katanya.
Dalam manasik haji tahap pertama, calon jamaah haji mendapat pembekalan tehnis di Gedung Sasana Adipura Kencana. Tehnis pembekalan haji disampaikan oleh petugas haji dari Kemenang, Kesra Setda Wonosobo dan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan.
Setelah mendapatkan pembekalan tehnis dan materi, jamaah haji juga melakukan praktik ibadah haji secara langsung di lapangan. Praktek tersebut diterapkan agar ketika melaksanakan haji yang sesungguhnya di tanah suci jamaah tidak mengalami kebingungan.
Semua calon jamaah haji dalam melakukan praktek manasik haji memakai kain ihrom putih-putih sebagaimana dikenakan dalam ibadah sesungguhnya. Sebab, selama melaksanakan ritual haji di tanah suci semua jamaah memakai kain ihrom berwarna putih.
Tahap Dua
Kepala Seksi Haji dan Umroh Kantor Kemenag Wonosobo Drs H Mahbub MAg menegaskan dalam simulasi praktek berhaji, Gedung Sasana Adipura Kencana selain menjadi tempat pembekalan tehnis juga disulap menjadi maktab atau tempat tinggal jamaah.
“Dari Maktab jamaah haji menuju Arofah yang ditempatkan di komplek Masjid Al Mansur Kauman. Semua calon jamaah haji wajib berjalan kaki dari Maktab di Adipura menuju pada Arofah di Masjid Al Manshur Kauman,” tegasnya.
Sedang komplek gedung DPRD Wonosobo, tambah Mahbub, dijadikan sebagai wilayah Musdalifah dan Pendapa Bupati merupakan wilayah Mina. Alun-Alun disetting menjadi tempat melempar jumroh, thowaf dan sai. Semua wilayah wajib dikunjungi jamaah.
“Setiap didetail-detail ritual haji dalam manasik haji harus diperhatikan oleh calon jamaah haji. Sebab manasik haji bisa menjadi gambaran bagaimana nanti calon jamaah haji akan melakukan semua tahapan haji di tanah haram,” katanya.
Setelah melakukan manasik haji tahap pertama, semua jamaah haji juga akan mengikuti manasik tahap ke dua pada 17 Juni 2019. Sedang mulai 18 Juni hingga 27 Juni semua calon jamaah haji akan mengikuti manasik sesuai rombongan di kecamatan masing-masing.
“Kegiatan manasik yang dilakukan sampai beberapa kali dimaksudkan agar para jamaah haji paham betul apa yang harus dilakukan saat melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Ketua rombongan sudah mulai melakukan koordinasi dengan jamaah saat manasik,” sebutnya.
Agar berjalan lancar, pelaksanaan manasik haji mendapat pengawalan langsung dari aparat TNI-Polri di Wonosobo. Karena di tanah suci nanti, jamaah haji juga akan mendapat pengawalan dari aparat keamanan dari negara Saudi Arabia. (SuaraBaru.id/Muharno Zarka)