REMBANG – Polres Rembang, Jawa Tengah, mendirikan posko mudik di sejumlah titik jalur pantura Kaliori-Sarang, selama Lebaran tahun ini. Berbagai layanan untuk pemudik diberikan, termasuk menerima adanya laporan kejahatan.
“Jika pemudik mengalami gangguan di jalan, khususnya saat melewati jalur pantura Kaliori-Sarang atau sebaliknya, bisa minta bantuan kepada petugas kami yang piket di posko,” kata Kapolres Rembang AKBP Pungky Bhuana Santoso saat berbuka puasa bersama awak media yang bertugas di daerah setempat, Kamis (30/5).
Didampingi Wakapolres Kompol Sumaryono, Pungky menambahkan, bagi pemudik yang beristirahat di posko alon-alon Kota Rembang bisa memanfaatkan layanan pijat refleksi gratis, karena di posko tersebut disediakan mesin pijat. Namun bagi mereka yang menginginkan pijat manual dengan menggunakan jasa manusia, juga disediakan, tetapi harus membayar jasanya.
“Di setiap posko, juga kami sediakan minuman dan makanan ringan. Tujuannya adalah untuk membantu para pemudik yang kehausan sehabis menempuh perjalanan jauh,” kata Kapolres.
Di jalur pantura Rembang, sepanjang 65 kilometer, terdapat 6 kecamatan dan masing-masing kecamatan didirikan satu posko. Namun posko terbesar dan terlengkap layanannya ada di Kota Rembang, yakni di alon-alon.
“Di posko ini kami juga menyediakan obat-obatan dan jamu tradisional untuk menghilangkan pegal atau capek setelah menempuh perjalanan jauh,” terangnya.
Tak cuma itu, di posko Rembang juga ada layanan medis, toilet, tempat shalat, tempat istirahat, tempat parkir luas, dan Wi-Fi gratis. “Wartawan juga diperbolehkan menggunakan internet sepuasnya di posko tersebut,” ucap Kapolres.
Hasil pantauan wartawan suarabaru.id, kendaraan roda dua maupun roda empat dengan plat luar kota mulai mendominasi jalan raya di Kabupaten Rembang. Meski begitu, arus mudik hingga Kamis (30/5) sore sekitar pukul 17.00 wib terpantau ramai lancar.
Menurut Kapolres, pada hari H Lebaran nanti dipastikan tidak ada kemacetan di jalur pantura Kaliori-Sarang, kecuali jika ada gangguan alam atau kecelakaan. Biasanya, kemacetan arus lalu lintas justru terjadi pada H+7, atau bertepatan dengan keramaian kupatan.
Pada acara kupatan, ribuan orang akan berkumpul di satu titik, yakni Taman Rekreasi Pantai Kartini. Karena tempat itu berdekatan dengan jalur pantura, sehingga membuat kemacetan arus lalu lintas.
“Kami sudah punya cara untuk mengurangi kemacetan arus lalu lintas saat kupatan. Misalnya mengalihkan kendaraan pribadi ke jalan alternatif,” terangnya.(suarabaru.id/Djamal A Garhan)