WONOSOBO-Pelaksanaan pemilu serentak tinggal dalam hitungan jam. Rabu, (17/4) besok, mulai jam 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, warga yang sudah terdaftar sebagai pemilih akan menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing.
Diharapkan semua warga yang sudah berhak memilih memanfaatkan hak pilihnya secara baik dan benar. Pemilih dihimbau mendatangi TPS yang sudah disiapkan oleh PPS dan tidak memilih golongan putih (golput) alias memilih untuk tidak memilih.
Guna memaksimalkan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya dan mengurangi angka golput, berbagai elemen masyarakat di Wonosobo hingga H-1 terus menggelorakan kampanye antigolput di berbagai tempat.
Ketua Umum Jama’ah Yasin Nusantara (Jaya Nusa) H Idham Cholid Msi, Selasa (16/4), mengatakan selama ini pihaknya selalu mengkampanyekan gerakan anti golput. Gerakan tersebut sebagai upaya meminimalisir apatisme politik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu.
“Dalam pemilu serentak kali ini sebetulnya gereget masyarakat untuk menyambut pemilu sangat luar biasa. Buktinya warna negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri sangat antusias dalam menggunakan hak pilihnya,” kata Idham.
Justru, tambah mantan Ketua DPRD Wonosobo itu, kesiapan penyelenggara pemilu yang harus dimaksimalkan. Jangan sampai warga yang akan menggunakan hak pilihnya sudah tidak kebagian kartu suara sehingga mereka gagal untuk memilih alias menjadi golput.
Pihaknya menghimbau kepada seluruh anggota Jaya Nusa untuk melakukan persiapan sedini mungkin. Pada malam pemilihan, jamaah menggelar acara yasinan dan mujahadah agar pemilu serentak bisa berjalan lancar, aman, damai dan sukses tanpa ekses. “Acara yasinan dan mujahadah dilanjutkan bakda subuh. Setelah itu, mengajak jamaah dan pemilih lainnya berbondong-bondong mendatangi TPS untuk menggunakan hak pilihnya. Jamaah juga diminta mengawasi proses pencoblosan dan perhitungan suara hingga selesai,” ujarnya.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM, dalam berbagai kesempatan juga meminta kepada seluruh Warga di kota pegunungan ini untuk ramai-ramai mendatangi TPS pada hari H pemilu serentak dan menggunakan hak pilihnya secara baik dan benar serta tidak memilih golput.”Di Wonosobo dari berbagai gelaran pemilu, baik Pemilu Legislatif (Pileg), Pemilu Kepala Daerah (Pilkada), Pemilu Gubernur (Pilgub) dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) sebelumnya angka partisipasinya mencapai 70 persen lebih,” paparnya.
Kalau pun ada beberapa warga yang tidak menggunakan hak pilih, tandas Eko Purnomo, itu lebih dikarenakan yang bersangkutan sedang tidak ada di tempat karena berada di perantuan di luar Jawa. Mereka tidak sempat pulang untuk menggunakan hak pilihnya.
Lima Kartu Suara
Sementara itu, relawan antigolput Wonosobo, Choirul Anwar menegaskan warga yang sudah menggunakan hak pilihnya diminta jangan golput. Pasalnya, satu suara pemilih akan menentukan masa depan Indonesia untuk lima tahun yang akan datang.
“Golput itu bukan merupakan pilihan yang bijak. Berilah kesempatan para politisi untuk memperbaiki keadaan atau melanjutkan yang sudah baik dan benar. Pilihlah calon anggota legislatif (Caleg) dan calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-cawapres) terbaik,” serunya.
Dalam pemilu serentak yang baru kali pertama digelar di Indonesia ini, imbuh Ketua Umum BPC HIPMI Wonosobo itu, ada lima kartu suara yang harus dicoblos oleh pemilih. Yakni, kartu suara calon anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Propinsi, DPR RI, DPD RI dan pasangan Capres dan Cawapres. “Pemilih bisa mempelajari calon pemimpin yang ada. Bisa ditelusuri jejak rekam dan track record-nya, dilihat visi-missinya dan kapasitas yang dimiliki para calon. Pilihnlah pemimpin yang baik, benar, peduli dan siap bekerja keras untuk kesejahteraan mayarakat,” sarannya.
Menurut Awank-demikian dia kerap disapa-jika orang baik diam atau memilih golput, sebenarnnya mereka telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada orang yang tidak berkapasitas dan berintegritas untuk menjadi pemimpin di negeri ini.
“Ajak teman-teman, saudara, tetangga yang sudah memiliki hak pilih untuk mendatangi TPS pada Rabu, (17/4) besok, lebih awal dan menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar. Ingat hasil pemilu akan menentukan nasib negeri ini lima tahun ke depan,” tandasnya.
Ketua Forum Pemuda Wonosobo, Dwi Sukatman AMKL mengatakan pemilu bukanlah sekadar momentum pesta demokrasi lima tahunan. Tetapi merupakan proses penting dan hak bagi semua warga negara Indonesia. Karena itu, memilih golput bukan sikap bijak.
“Masa depan negara dan bangsa ini bisa ditentukan melalui partisipasi mencoblos dalam pemilu legislatif (pileg) maupun pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Karena itu, pilihlah pemimpin yang bisa memberi solusi dan punya kapasitas untuk mengemban amanat rakyat,” tegasnya.
Golput sebut Dwi, sesungguhnya merupakan fenomena politik “mata pedang demokrasi”. Dari perspektif pelakunya golput bertujuan mendelegitimasi pemilu yang diselenggarakan pemerintah dan bentuk protes karena tidak ada pilihan “terbaik” pada calon yang akan dipilih.
“Golput ada beragam bentuk. Ada yang sengaja tidak mendatangi TPS. Ada yang memilih lebih dari satu pilihan dan mencoblos di luar kotak suara sehingga kartu suara menjadi tidak sah. Demi masa depan negara dan bangsa ini sebaiknya warga jangan memilih golput,” lontar Dwi.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka