GROBOGAN – Musuh utama para petani yakni tikus yang sewaktu-waktu dapat menyerang tanaman padi mereka di areal persawahan. Jika hama tikus ini dibiarkan, maka banyak kerugian yang dialami para petani, seperti gagal panen.
Hal itulah yang menjadi dasar kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan Babinsa Koramil 0717/05 Klambu Pelda Rasiman bersama seluruh petani di Dusun Pesantren, Desa Menawan, Kecamatan Klambu, Jumat (12/4). Mereka bersinergitas dalam kegiatan gropyok tikus.
Menurut Danramil 0717/05 Kapten Arh Busono, pada masa tanam kedua ini atau MT2, para petani harus mewaspadai serangan hama tikus sawah. Terutama di wilayah Klambu yang mempunyai endemik hama tikus di areal persawahan.
“Sebagai Babinsa, kami harus tanggap terhadap situasi yang ada agar petani tidak gagal panen karena wilayahnya merupakan endemik hama tikus. Banuak tempat persembunyian dan minimnya musuh alami tikus seperti ular sawah dan burung hantu,” ujar Kapten Busono.
Kapten Busono menambahkan, kegiatann ini sangat bermanfaat yakni mengantisipasi kerusakan yang ditimbulkan tikus sawah. Karena itu, pihaknya bekerja sama dan berkoordinasi secara matang untuk mengepung tempat persembunyian hama tersebut dengan melakukan sistem gropyok tikus.
“Dari kegiatan ini diharapkan yang kami lakukan ini dapat mengurangi hama tikus sawah dan juga menjadikan areal sawah padi ini mampu menghasilkan panen padi yang maksimal,” tambah Kapten Busono.
Sementara itu, Pelda Rasiman mengungkapkan, kegiatan seperti ini akan dilaksanakan secara rutin. Hal ini juga merupakan wujud pendampingan TNI kepada para petani dalam menciptakan ketahanan pangan.
“Dalam kegiatan ini, kami bersama PPL dan para petani menggunakan peralatan sederhana. Meski sederhana, kami dapat memaksimalkan hasil tangkapan hama tikus ini. Kerja sama dan komunikasi yang instens ini semoga menjadi suntikan semangat bagi para petani dalam meningkatkan kuantitas dan mutu hasil panen padi di wilayah kecamatan Klambu,” ujar Pelda Rasiman.
Petani di wilayah tersebut merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Hal tersebut disampaikan Ratno, perwakilan petani Dusun Pesantren. Menurut Ratno, pertempuran yang dilakukannya bersama teman-teman petani dan anggota TNI ini layaknya pertempuran yang sesungguhnya. Meski musuh utama mereka adalah tikus, namun mereka dapat memusnahkan tikus-tikus yang bersembunyi di gubuk maupun semak-semak.
“Adanya pendampingan dari TNI dan petugas PPL secara berkelanjutan ini, kami optimistis akan mendapatkan hasil panen terbaik tahun ini. Buktinya, dalam gropyok tikus ini, kami berhasil menangkap ratusan tikus meski dengan alat yang seadanya,” ujar Ratno.
suarabaru.id/Hana Eswe.