blank
Sertu Ali Sodikin, anggota Babinsa 0717/17 melakukan tinjauan langsung di lokasi longsoran. Tepatnya di dekat rumah Rujianto, Dusun Mojoroto, Desa Crewek, Kecamatan Kradenan, Rabu (10/4). (Foto : Hana Eswe)

GROBOGAN – Bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Mojoroto, Desa Crewek, Kecamatan Kradenan menjadi perhatian Babinsa Koramil 0717/17 Kradenan, Selasa (9/4). Karena itu, pihaknya melakukan pemantauan di daerah binaannya, Rabu (10/4).

Sertu Ali Sodikin, anggota Babinsa Koramil 0717/17 mengatakan, sebagai babinsa wajib menguasai kondisi geografi di wilayahnya guna memetakan daerahnya yang rawan terhadap bencana untuk menciptakan kewaspadaan terhadap situasi yang berkembang.

“Kami memiliki kebijakan untuk memutakhirkan informasi pada lokasi-lokasi bencana secara real time. Tujuannya, agar dapat mengetahui perkembangan kondisi di lapangan. Bencana longsor di Mojoroto ini, tindakan yang diambil sebagai penanggulangan sementara dengan membuat tanggul dari bambu yang dianyam untuk menghambat longsoran,” kata Ali.

Pihak Babinsa berencana turut membantu dengan menanggulanginya melalui pembuatan tanggul dari bambu. Sertu Ali menegaskan, bencana tanah longsor sewaktu-waktu dapat terjadi. Karena itu, pihaknya harus siap dan tanggap untuk menghadapinya. “Perlu koordinasi dengan semua unur terkait mengingat tingginya curah hujan akhir-akhir ini sehingga perlu adanya antisipasi sejak dini terhadap potensi terjadinya bencana tanah longsor,” ucapnya.

Sertu Ali meninjau langsung lokasi longsoran tersebut. Saat tinjauan tersebut, Sertu Ali melihat bekas longsoran dari satu pemilik rumah yang paling terancam longsor, Rujianto. Pengamatan tersebut dilaporkan ke Danramil 0717/17 Kapten Inf Sukardi.

Terpisah, Kapten Inf Sukardi mengatakan, musim penghujan di wilayah Kecamatan Kradenan berpotensi terjadinya tanah longsor. Pihaknya terus memerintahkan kepada anggota Babinsa agar terus mewaspadai dan melakukan pemantauan setiap hari.

“Khususnya pada saat curah hujan tinggi. Hal ini kami lakukan tidak menitikberatkan pada penanganan pascabencana tetapi lebih kepada proses antisipasi dan pengurangan resuko bencana untuk masyarakat,” jelas Kapten Inf Sukardi.

suarabaru.id/Hana Eswe.