WONOSOBO – Hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di Wonosobo dan sekitarnya yang turun sejak beberapa hari belakangan hingga Senin (18/3) pagi ini, menyebabkan tanah longsor di enam wilayah kecamatan yang ada di kota pegunungan tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Prayitno mengatakan enam wilayah kecamatan yang dilanda bencana alam itu yakni Mojotengah, Wonosobo, Watumalang, Kejajar, Kaliwiro dan Sapuran.
“Tanah longsor menimpa rumah warga dan menutup jalan raya, dan tempat ibadah. Di Dusun Buntu, Desa Dero Duwur, Kecamatan Mojotengah, tanah longsor menyebabkan senderan di samping mushala ambrol dan menyebabkan posisinya menggantung. Tembok retak sehingga warga setempat untuk sementara tidak berani menggunakan,” ujar Prayitno.
Dalam waktu hampir bersamaan, tanah longsor juga melanda Kampung Ngedok, Kelurahan Wonosobo Barat. Akibat senderan longsor, sebagian rumah milik Suyono (50) dan Tumar (60) tertimbun longsoran. Kejadian sekitar jam 15.30 saat hujan lebat. Petugas TNI, Polri, BPBD, serta warga setempat, tanah yang menimpa rumah dua warga tersebut bisa segera disingkirkan.
Menutup Jalan
Sementara itu pada Minggu (17/3), sekitar jam 11.30, tanah longsor terjadi di dua titik di Kecamatan Watumalang. Di daerah yang memang masuk zona merah bencana alam itu longsor menimpa di Dusun Sunten, Desa Banyukembar. Akibat kejadian tersebut dinding dan atap rumah milik Tarmuji (50) mengalami kerusakan.
Satu rumah lagi, yakni milik Paikun (40) warga Dusun Petir RT 9 RW 5 Desa Limbangan, juga mengalami hal yang sama. Rumah yang terbuat dari kayu yang sehari-hari ditempati pria yang bekerja sebagai buruh tani itu roboh bagian dinding akibat senderan yang ada di atasnya melorot.
Di Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, tanah longsor menutup akses jalan utama menuju tempat wisata Dataran Tinggi Dieng. Tebing yang ada di sisi jalan ambrol dan menguruk seluruh badan jalan. Lantaran kejadian tersebut jalur lalu lintas menuju Dieng sempat macet total.
“Karena merupakan jalur utama menuju tempat wisata Dieng dan jalur ekonomi bagi warga sekitar, penyingkiran tanah yang menutup badan jalan dilakukan secara maraton oleh relawan BPBD, anggota TNI-Polri, dan Linmas setempat, sehingga jalan segera bisa dilewati kembali,” katanya.
Tanah longsor juga terjadi di Dusun Srepet Desa Medono Kecamatan Kaliwiro dan Desa Ngadikerso, Kecamatan Sapuran. Tebing yang ada di sisi jala ambruk dan menutup jalan antardusun. Jalan antardusun di dua daerah pun sempat tidak bisa dilalui warga.
“Warga setempat segera menyingkirkan material tanah longsoran sehingga keesokan harinya jalan bisa dilalui lagi. Jika longsoran tanah yang menutup jalan tidak cepat disingkirkan, aktifitas warga sehari-hari terganggu karena tidak ada akses jalan lain keluar dari daerah tersebut,” tandas Prayitno.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Senin (18/3), mengimbau agar warga tetap waspada pada musim penghujan tahun ini, karena beberapa hari terakhir intensitas hujan deras cukup tinggi turun di daerah Wonosobo dan sekitarnya. Warga diminta untuk selalu berjaga-jaga setiap terjadi hujan deras disertai angin kencang terjadi. (SuaraBaru.id/Muharno Zarka)