blank
Petani tembakau di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Dusun Lamuk Legok, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung,  Temanggung mulai menyiapkan masa tanam tembakau, dengan membuat penyemaian benih tanaman “ emas hijau’. Suarabaru.id/Yon

TEMANGGUNG-  Menjelang musim tanam tembakau, para petani tembakau di lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung mulai mempersiapkan diri, dengan membuat persemaian benih tembakau dan mengolah lahan.

“Perkiraannya para petani mulai tanam bibit tembakau pada akhir Maret ini, sambil menunggu curah hujan berkurang,” kata Kepala Dusun Lamuk Legok, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Sutopo.

Sutopo mengatakan, musim tanam tembakau di lereng Sumbing  sebelah selatan memang  tergolong paling akhir dibandingkan dengan wilayah yang ada di lereng Gunung Prau dan Sindoro sisi utara.

Perbedaan waktu tanam tersebut menyesuaikan  kondisi geografis   lereng Gunung Sumbing wilayah selatan yang terakhir kena sinar matahari. Sedangkan, lereng Gunung Prahu dan dan Sindoro sisi utara, telah mulai tanam sejak Februari lalu.

Menurutnya, saat ini para petani di lereng Sumbing masih  mempersiapkan lahan. Sedangkan bibit tanaman tembakau masih di persemaian. “Akhir bulan Maret  ini, para petani  baru mulai tanam, sementara saat ini mereka masih mempersiapkan lahan dan mengolah tanah di ladangnya masing-masing, “ katanya.

Sutopo menambahkan, tahap awal penananam tembakau, dimulai dengan membuat persemaian benih tembakau. Penyemaian benih tembakau dilakukan kurang lebih selama 40 hingga 50 hari.

Setelah itu dilakukan penanaman tembakau secara berurutan, diawali dari lereng bagian atas, setelah itu lahan di bawahnya.
Sementara itu, terpisah Kepala Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Agus Setyawan mengatakan, para  petani  tembakau yang ada di sisi utara atau di lereng Gunung Prahu dan Sindoro sebelah utara telah lebih  awal menanam tembakau. Yakni pada Februari kemarin.
“Saat ini petani melakukan penyulaman untuk tanaman yang rusak akibat curah hujan tinggi atau mati,” katanya.
Ia menambahkan, para petani tembakau sangat  berharap cuaca  mendukung pada  proses penanaman tembakau ini, sehingga bibit yang telah ditanam tidak banyak yang mati.

“Petani juga berharap panen tembakau tahun ini bisa lebih baik dibandingkan dengan  tahun 2018 kemarin.  Selain itum kami  juga berharap  harga  jual tembakau tahun ini tinggi,” katanya. Suarabaru.id/Yon