blank
Dirjen Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PU PR, Khalawi Abdul Hamid menandatangi prasasti peresmian lima rusunawa dan satu rusun khusus yang dipusatkan di Kota Magelang, (Suarabaru.id/dh)

 

 

MAGELANG – Target pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) tahun 2019 sebanyak 1,25 Juta unit, naik dari tahun sebelumnya 1 juta unit.

Penjelasan itu disampaikan Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PU PR, Khalawi Abdul Hamid pada peresmian  lima unit rusunawa dan satu rusun khusus yang dipusatkan di Runusawa Kelurahan Wates, Kota Magelang, Sabtu  (16/3).

Kelima rusunawa yang diresmikan itu adalah Rusunawa Polosari, Kelurahan Wates, Kota Magelang dan Rusun khusus (twin block) di Kampung Sanggarahan, Kelurahan Wates, Kota Magelang.

Berikutnya Rusunawa Kelurahan Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Rusunawa Desa Manggong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung,  Rusun Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian ( STTP) Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang dan Rusun Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

Khalawi menerangkan,  proporsi pembangunan rumah tersebut  yakni 70 persen untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan sisanya 30 persen untuk nonMBR. ‘’Pembangunan rusunawa  selain dikhususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, juga para aparatur sipil negara, petugas yang berdinas di wilayah perbatasan. Selain itu, juga membantu dana stimulan untuk pembangunan hunian yang layak untuk kalangan generasi muda . Seperti  mahasiswa perguruan tinggi,  pondok pesantren dan sekolah pendidikan agama lainnya,’’ ujarnya.

 

 

 

 

 

blank
Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PU PR, Khalawi Abdul Hamid
didampingi Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina meninjau
fasilitas di Rusunawa Polosari, (Suarabaru.id/dh)

Menurutnya, pihaknya akan terus mendorong penyediaan rumah layak huni untuk seluruh masyarakat Indonesia melalui Program Satu Juta Rumah. Pasalnya, saat ini kebutuhan rumah masyarakat  akan terus meningkat setiap tahunnya.

‘’Namun, untuk mencapai target tersebut  sedikit mengalami kendala. Antara lain masalah lahan, khususnya di kota-kota besar yang semakin mahal harganya,’’ tuturnya sambil berharap pemda ikut membantu masalah pengadaan tanahnya.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya berharap dukungan dari berbagai pihak khususnya pemangku kepentingan bidang perumahan baik pengembang, pemerintah daerah, perbankan, sektor swasta dan masyarakat  melalui berbagai komunitas untuk ikut mensukseskan program strategis nasional tersebut.

Berbagai program bantuan perumahan pun dilaksanakan oleh Kementerian PUPR. Antara lain pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) untuk MBR, pekerja/ buruh, ASN dan mahasiswa, pembangunan rumah khusus di daerah perbatasan, bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) atau lebih dikenal sebagai bedah rumah, serta bantuan prasarana, sarana dan utilitas berupa jalan lingkungan dan sanitasi untuk rumah bersubsidi pemerintah.

Selain itu juga ada bantuan pembiayaan perumahan untuk masyarakat melalui penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (KPR FLPP), selisih suku bunga, bantuan uangmuka dan bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan.

‘’Kami juga berusaha memberi insentif bagi para pengembang dan berbagai pihak yang mendukung Program Satu Juta Rumah.  Kami juga tengah mendorong  kemudahan perizinan dan pola kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) di sektor perumahan,’’ terangnya.

Dia menuturkan, capaian Program Satu Juta Rumah sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, capaian pada tahun 2015 berjumlah 699.770 unit.

Kemudian tahun 2016 sebanyak 805.169 unit dan tahun 2017 sebanyak 904.758 unit. ‘’Pada tahun 2018, pemerintah akhirnya bisa melampaui target pembangunan Program Satu Juta Rumah yakni 1.132.621 unit,’’ tegasnya.

Wakil Wali  Kota Magelang Windarti Agustina mengatakan, Pemkot Magelang  berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya menyediakan perumahan yang layak huni.

‘’Meskipun di Kota Magelang telah dibangun tiga rusunawa dan satu rumah khusus ( twin block), tetapi kami masih menghadapi permasalahan  yang cukup tinggi , terutama masalah backlog  (kekurangan perumahan) dan juga rumah tidak layak huni,’’ ungkapnya. (Suarabaru.id/dh)