WONOGIRI – Warung kopi jumlahnya banyak. Tapi yang menyajikan minuman kopi langsung dari biji yang digiling secara instan, yang kemudian diramu memakai air panas dengan takaran yang pas, kiranya jarang ditemukan. Bisa jadi, itu hanya dijajakan di sejumlah cafe coffe atau di kedai dan rumah kopi yang khusus saja dengan harga yang tidak lagi murah.
Tapi minuman kopi spesial ini, Kamis (14/2), ikut dijajakan di event gelaran jajan durian dan kopi lokal di Rumah Kreatif, Jatibeduk, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri. Samino (34), ahli minuman kopi dari Desa Jarum, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, tampil bersama istrinya menjajakan minuman kopi yang bahan biji kopinya digiling di tempat. Dia memiliki mesin otomatis, yang mampu menggiling sekaligus meramunya dengan air panas, sebelum kemudian tersaji minuman kopi yang nikmat.
”Bahan biji kopinya yang sudah disangrai, ini diletakkan di boks mesin sisi kanan atas, baru kemudian digiling dan diseduh dengan air panas, yang kemudian keluar sudah menjadi minuman kopi yang siap dinikmati,” jelasnya. Untuk gula, disediakan dalam kemasan gula stik dua bungkus. Bagi yang suka kopi pahit, sediaan gulanya tidak usah ikut dicampurkan.
Kelebihan menyajikan minuman kopi yang bahanya langsung dari biji yang digiling seketika ini, dapat memberikan cita rasa kesegaran aroma kopi yang fresh dan khas serta nikmat. Bagi pencinta kopi yang ingin menikmatinya, dapat menyampaikan pesan secara khusus, misalnya minta agar serbuk kopinya dibuat halus, atau memilih digiling agak kasar. Lain halnya, ketika dibandingkan dengan minuman kopi yang diseduh dari bahan kopi yang sudah ditumbuk halus.
Minuman kopi yang diseduh langsung dari bahan biji kopi yang digiling secara instan ini, lazim disajikan di Rumah Kopi Nurleen, di Medan, atau di kedai kopi yang ada di Kabupaten Karo, Sibolangit dan Berastagi di Sumatera Utara (Sumut). Hanya saja, harga di Medan per gelas Rp 15 ribu, tapi di cafe coffe Samino hanya Rp 8 ribu. Menurut Samino, bahan biji kopinya dipasok dari hasil panenan petani kopi Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, yang kemudian disangrai dan dikemas oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Waleng, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Harga biji kopi yang sudah disangrai untuk Rubsta Rp 140 ribu sampai Rp 160 ribu per Kg. Yang jenis Arabika, harganya Rp 170 ribu/Kg.
Kopi merupakan salah satu komoditas yang mendunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Ada dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum, yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan, melalui Kabid Produksi Sru Hardoyo, menyatakan, sentra tanaman kopi di Kabupaten Wonogiri, menyebar di dataran tinggi wilayah Kecamatan Puhpelem, Karangtengah, Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Kismantoro, Batuwarno dan Tirtomoyo. Untuk variestas Arabika, luasnya mencapai 152 Ha, kemudian yang Robusta seluas 146 Ha.
Sejarah mencatat, kopi dijadikan minuman berkhasiat dan berenergi, itu pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di Benua Afrika, sekitar 3.000 tahun yang lalu. Kopi menjadi salah satu minuman paling populer di dunia, yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri, telah mampu memproduksi kopi sekitar 400 ribu ton per tahunnya. Disamping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan penyakit jantung (kardiovaskuler).(suarabaru.id/bp)