BLORA – Petani binaan PT Pertamina EP (PEP) Asset 4 Cepu Field, Selasa (29/1), melaksanakan panen perdana CSR pertanian SRI organik bersama klomtan Bina Alam Sri di Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban, Blora.
Prosesi panen perdana dipusatkan di Balai Desa Bajo, selanjutkan dilaksanakan panen di sawah milik kelompok tani (klomtam) di lahan sawah seluas 2,6 hektar.
Asset 4 General Manager (GM) Agus Amperianto, Cepu Field Manager Afwan Daroni, Asset 4 L&R Manager M. Ibnu Wardhana, hadir dalam kegiatan tersebut,
Sedangkan pejabat Blora, Bupati H. Djoko Nugroho beserta anggota Forkopimda Blora, Kepala Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Blora Hj. Reni Miharti, dan pejabat institusi terkait.
Asset 4 GM Agus Amperianto mengatakan, dengan program pertanian sehat ramah lingkungan berkelanjutan (PSRLB) kali ini, berupa budidaya padi SRI organik.
Selain pagi organi, klomtan binaan PEP berupa sayuran organik dan tanaman obat keluarga (toga) sebagai alternatif pengobatan, sekaligus bermanfaat meningkatkan ekonomi masyarakat desa setempat.
“Dari program coporate social responsibility (CSR) ini, dapat meningkatkan pendapatan dengan penghematan biaya dan meningkatkan kemandirian,” harap Agus.
Pendampingan
Menurutnya, konsep pertanian organik dapat diterapkan, dan bahan-bahannya juga mudah ditemukan, bahkan sebagian besar ada di lingkungan desa.
Agus menjelaskan, sejak Juli 2018, Pertamina memberikan pelatihan PSRLB kepada 47 orang warga Desa Bajo selama 4 hari, dan pendampingan secara instens berjalan hingga panen padi.
Dalam pendampingan, diterapkan konsep organik dengan praktek tanam tunggal, membuat kompos organik, mikro organisme lokal (mol), sampai pada pengobatan herbal untuk keluarga.
Menariknya, 33 orang yang aktif dalam Kelompok Bina Alam Sri unjuk bicara di depan para tamu undangan, dan menjelaskan keunggulan perkembangan tanaman padi organik yang cepat tumbuh anakannya.
Dari sistem SRI organik, padi berumur 27 hari anakannya sudah berjumlah 32-52 dengan akar panjang, banyak, dan berwarna kuning keputihan hingga batang besar dan daun terlihat lebar.
Terkait tanaman obat keluarga, warga yang rutin mengkonsumsi ramuan herbal, dan sebanyak 86% merasa kesehatannya lebih baik, dan Bupati Djoko Nugroho, mengapresiasi kegiatan klomtan Bina Alam Sri yang difasilitasi Pertamina.
“Di Blora hanya sekitar 23persen beras dikonsumsi, sisanya kita ekspor keluar,” ungkapnya.
Namun Djoko Nugroho tetap berharap, Kecamatan Kedungtuban, khususnya Desa Bajo, menjadi tempat belajar bagi para petani lainnya.
“Organik perlu digalakkan agar hidup makin sehat, bebas dari kimia, perbaikan gizi, dan mencegah anak-anak menjadi stunting (gagal tumbuh),” harap Bupati Blora.(suarabaru.id/wahono)