blank
Urut dari kiri ke kanan mengenakan busana batik, Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Wonogiri, Sriyono, ditemani Maryati dan Sutopo dari Sekretariat Dewan, tengah mengorek masalah perkopian dengan aneka variannya di Kedai Kopi Noerlen di Kota Medan, Sumut.(suarabaru.id/bp)

DELI SERDANG – Ucok (27) berkata: ”Abang pilih yang Arabica atau Robusta ?. Ini kopi dipanen dari kebun di Dataran Tinggi Gayo, Aceh.” Penjaja kopi di salah satu punggung bukit di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini, suka menawarkan kopi Gayo yang telah melegenda. Ini berkaitan erat dengan dataran tinggi Gayo (Gayo high land) di Provinsi Aceh, yang terkenal dengan produk kopinya. Meski di dataran tinggi Sibolangit yang berada di elevasi + 558 Meter (M) Di atas Pemukaan Laut (DPL), juga banyak memiliki kebun kopi.

Di ketinggian punggung Bukit Barisan, yang hawanya dingin, membuat kopi panas yang baru dituang, cepat mendingin bila tidak segera diminum. Hal ini menjadi bagian dari pengalaman, saat bersama rombongan Pimpinan DPRD Kabupaten Wonogiri melakukan kunjungan studi banding ke Kabupaten Karo dan Kota Medan di Sumut. Rombongan dipimpin Wakil Ketua DPRD Sunarmin dan Dekik Suhardono, dengan menyertakan pula Ketua Komisi I Sugeng Achmady, Ketua Komisi 2 Sardi, Ketua Komisi 4 Sriyono, Kabag Persidangan Sutopo beserta staf.

Ngopi di punggung Bukit Barisan tersebut, merupakan pengalaman ketika dalam perjalanan dari Medan menuju ke obyek wisata Air Terjun Sipiso-piso, dengan melintas Sibolangit. Air terjun Sipiso-piso, memiliki ketinggian 120 Meter dan menjadi air terjun tertinggi di Indonesia. Letaknya berada di Desa Tongging (+ 800 M DPL), Kecamatan Merek, Kabupten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Kecamatan Merek berada 24 Kilometer dari Kota Kabanjahe (Ibukota Kabupaten Karo) atau berjarak 111 Km dari Kota Medan. Dinamakan sipiso-piso (pisau), karena muntahan air terjunnya yang bermuara ke perairan Danau Toba, bagai membelah seperti irisan tajamnnya pisau.

Letak Sibolangit berada 44,9 KM dari Kota Medan, memiliki kawasan bumi perkemahan. Pada Tanggal 1 sampai dengan 20 Juli 1977, menjadi ajang Jambore Nasional (Jamnas) Pramuka pertama di Indonesia, sekaligus Jambore Pandu se Asia Tenggara, yang dibuka resmi oleh Presiden Soeharto. Nama Sibolangit juga mendunia terkait dengan tragedi jatuhnya pesawat terbang Airbus A300-B4 di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumut (sekitar 32 KM dari Bandara Polonia dan 45 km dari Kota Medan), saat hendak mendarat pada Jumat 26 September 1997. Kecelakaan pesawat jenis Controlled Flight Into Terrain (CFIT) ini, menyebabkan 222 orang penumpang dan 12 awak pesawat tewas, karena pesawat meledak menabrak tebing gunung. Keping-keping reruntuhan pesawat bersama penumpang dan barang bawaannya berserakan di dasar jurang se dalam 400 Meter pada lokasi 2 Kilometer dari ruas Jalan Raya Medan-Berastagi.

Menjadi tak lengkap manakala berkunjung ke Sumatera tidak ngopi. Pemandu wisata Bambang Eko dari Nabila Tour and Travel Cabang Medan didampingi Antok dari Nabila pusat, mengajak rombongan untuk singgah di Kopi Halte Noerlen di Kota Medan. Menu kopi yang ditawarkan memiliki ragam jenis unggulan yang bervariasi, utamanya untuk sajian minuman Kopi Tubruk (Brewed Coffee) dan Es Alpukat Kopi (Avocado Iced Coffee) yang memadukan ramuan kopi, susu, buah alpokat dan gula aren (Kosualaren). Kedai Kopi Noerlen terletak di perkampungan yang kendaraan bus tidak dapat mendekat sampai di depannya. Pengunjung yang memakai bus, harus berjalan masuk gang.

Di Kedia Kopi Noerlen, pengunjung dapat memilih aneka jenis biji kopi pilihan, yang kemudian digiling di tempat. Jenisnya ada Arabica dan Rubsta, tapi varian biji kopinnya ada yang produk dari kebun Gayo, Sidikalang, Sibolangit, Berastagi dan lain-lain, yang masing-masing memiliki keunggulan cita rasa kopi yang mantap. Juga dijual kopi untuk pembangkit kejantanan, dan pengunjung dapat melihat proses produksi industri minuman sirup Markisa yang buahnya didatangkan dari Berastagi. Ketua Komisi 4 DPRD Wonogiri, Sriyono, menyatakan terinspirasi oleh keberadaan kopi di Sumut. ”Ini mengispirasi untuk ditiru guna memajukan petani kopi di Kecamatan Puhpelem dan Bulukerto Kabupaten Wonogiri,” ujar Sriyono.(suarabaru.id/bp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini