BLORA – Memasuki hari kedua stand pameran produk unggulan dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang digelar di alun-alun serta separoh ruas jalan Pemuda, Kota Blora, Sabtu (27/10), dibanjiri ribuan pengunjung dari Blora dan sekitarnya.
Tidak kurang dari 200 stand pameran dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXVIII/2018 tingkat Jawa Tengah, semua terisi dengan memamerkan berbagai produk unggulan daerah masing-masing.
Selain produk unggulan antardaerah, stand pameran yang dibuka hingga Minggu (28/10), banyak yang menyajikan aneka kuliner, buah-buahan, sayuran, dan bibit tanaman pertanian.
Pemeran produk unggulan terbesar di Jateng, dibuka Gubernur H. Ganjar Pranowo, Jumat (26/10), dalam rangka peringatan HPS XXXVIII/2018, dan Blora sebagai tuan rumah penyelenggaraannya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Blorta H. Djoko Nugroho manfaatkannya untuk mempromosikan potensi daerahnya, karena tidak hanya kayu jati, banyak sayur, umbi dan buah-buahan unggulan yang tumbuh di Blora.
Selain itu, Djoko Nugroho membeber bahwa Blora telah surplus beras, dengan hitungan 30 persen hasil panen dikonsumsi dalam daerah, selebihnya dikirim keluar daerah, bahkan luar negeri.
Mie & Biskuit
Juga produksi jagung, Kabupaten Blora menempati urutan kedua terbesar di Provinsi Jawa Tengah setelah Kabupaten Grobogan.
“Mohon Pak Gubernur, bisa membantu menarik investor untuk mengolah potensi melimpah ini,” ungkap Bupati Blora, H. Djoko Nugroho.
Menanggapi harapan Bupati Blora, Gubernur H. Ganjar Pranowo menginginkan Blora kedepan bisa menjadi lumbung pangannya Jawa Tengah. Hanya saja, kendalanya karena sebagian wilayahnya berupa hutan, bebernya.
Agar lebih maksimal, Pemprov menemupuh berbagai langkah untuk mewujudkan itu, diantaranya memaksimalkan fungsi hutan sebagai lahan bercocok tanam, tanpa harus merusaknya.
“Blora sangat bisa menjadi lumbung pangan, bisa memanfaatkan lahan hutan untuk tanaman pangan, forest for food. Hutan tidak hanya menghasilkan kayu saja, tapi juga bahan pangan,” papar Ganjar Pranowo.
Gubernur Ganjar Pranowo kagum melihat potensi Blora yang luar biasa, pihaknya siap melakukan kerjasama dengan Pemkab Blora untuk pengusahaan pabrik pakan ternak.
Ganjar mengatakan, di Indonesia ada dua jenis makanan yang paling disukai, yakni mie dan biskuit, sementara bahan dasar keduanya itu tidak dari Indonesia. Maka harus dikurangi, dan kenalkan anak-anak pada makanan lokal.
Di acara yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan RI, Agung Hendriadi, mengapresiasi kemajuan Kabupaten Blora dalam hal ketahanan pangan.
Hendri yang juga kelahiran Blora itu, merasa senang karena tanah kelahirannya kini sudah banyak kemajuan, maka BKP siap membantu Blora untuk pembangunan di bidang ketahanan pangan.(suarabaru.id/wahono)