WONOGIRI – Para prajurit TNI yang bertugas Koramil, harus siap untuk tampil menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya. Demikian ditegaskan Dandim 0728 Wonogiri, Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, saat memberikan pengarahan dan pembinaan pada acara Jamdan (Jam Komandan) kepada jajarannya. Sebagai insan prajurit TNI yang bertugas di garda depan, para personel Koramil diminta bersiap diri untuk sewaktu-waktu tampil menjadi pembina upacara hari Senin di sekolah-sekolah. ”Program untuk tampil menjadi pembina upacara di sekolah ini, segera direalisasikan,” tegas Dandim.
Dandim, menegaskan, tampilnya para personel Koramil menjadi pembina upacara, dapat memberikan arti positif bagi pembinaan para pelajar sebagai calon generasi muda penerus bangsa. Para siswa, akan dapat lebih mengerti dan memahami makna upacara bendera, yang ini berkaitan erat dengan upaya untuk menumbuhsuburkan jiwa nasionalisme, rasa cinta kepada bangsa, negara, dan Tanah Air.
Agenda Jamdan tersebut dilakukan oleh Dandim, Senin (17/9), seusai pelaksanaan upacara Tanggal 17. Jamdan adalah forum silaturahmi pimpinan dengan semua jajaran. Ini dilakukan di aula Makodim 0728 Wonogiri. Orang nomor satu di jajaran TNI Kabupaten Wonogiri ini, menekankan, para prajurit yang melajo karena berdomisili di luar Wonogiri, agar selalu lebih meningkatkan kewaspadaan demi mengedepakan aspek keselamatan dalam berkendara di jalan.
Di bagian lain pengarahannya, Dandim menegaskan agar para prajurit yang berdinas di Koramil, supaya selalu menjaga kebersihan tempat dinasnya dan lingkungan sekitarnya. Kepada para anggota yang akan melaksanakan Ujian Kenaikan Pangkat (UKP), diminta untuk mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar mampu mencapai hasil yang maksimal.
Upacara bendera Tanggal 17 Bulan September 2018, digelar di halaman depan Makodim 0728 Wonogiri, dengan Inspektur Upacara Dandim Letkol (Inf) M Heri Amrulloh. Selaku Inspektur Upacara, Dandim, membacakan Amanat Panglima Kodam IV Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto. Memasuki pertengahan bulan September ini, ingin mengajak mengingat kembali terjadinya tragedi nasional pemberontakan G-30S PKI Tahun 1965. Tragedi berdarah yang mengakibatkan gugurnya para putra terbaik bangsa tersebut, menggugah kesadaran kita untuk mewaspadai upaya kelompok tertentu yang ingin menghidupkan kembali komunis di Indonesia. Menyikapi perkembangan teknologi informasi (TI), Dandim memberikan penegasan, itu harus dihadapi dengan bijak.(suarabaru.id/bp)