SEMARANG– Kepedulian elemen masyarakat Jateng terhadap bencana gempa tektonik di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengalir. Senin (3/9/2018), diprakarsai tiga masjid, terdiri Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Semarang (MAS) dan Masjid Raya Baiturrahman menyalurkan bantuan sebesar Rp 1,871 miliar ke lokasi bencana.
Sekda Provinsi NTB Ir H Rosiady Husaenie Sayuti MSc PhD yang menerima bantuan kepada delegasi yang dipimpin Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, di Kantor Pemprov NTB, menyampaikan terima kasih. Menurutnya, bantuan ini sebagai bukti kepedulian yang luar biasa dari masyarakat Jateng terhadap korban gempa di Lombok, NTB.
Delegasi yang menyertai Kiai Darodji antara lain Mantan Gubernur Jateng KH Ali Mufiz MPA, Ketua MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA, Ketua Yayasan Banda MAS Ir Khammad Maksum Al Hafidz, Sekretaris Yayasan Masjid Raya Baiturrahman KH Nawawi, Sekretaris MAJT Drs KH Muhyiddin Msi, Bendahara MAJT Nurhadi.
Dari unsur Pemprov Jateng, Gubernur diwakili Kepala Biro Bangda Taviv Supriyanto, Pengurus Korpri Jateng Budi Santoso. Ikut penyertai pula Wakil Ketua Baznas Jateng Dr Rozihan, perwakilan Baznas dari daerah, Mulyono dan Nurkhasanah.
Ketua Baznas Jateng Kiai Darodji menjelaskan, bantuan Rp 1,871 miliar dari masyarakat Jateng, rinciannya, MAJT Rp 50 juta, Swalayan Bali, Semarang Rp 5 juta, MAS Rp 60 juta, Masjid Baiturrahman Rp 25 juta, Polda Jateng Rp 50 juta. Kemudian Baznas Jateng Rp 230 juta, Yayasan Pendidikan Nasima, Semarang Rp 76 juta, Korpri-PLN Rp 430 juta, PMI Rp 150 juta dan Pemprov Jateng Rp 1 miliar.
Dalam penyerahan bantuan, Prof Dr KH Noor Achmad MA menyerahkan atas nama MAJT-Swalayan Bali, Ir Khammad Maksum Al-Hafidz atas nama MAS, KH Nawawi, Masjid Baiturrahman. Kemudian KH Ali Mufiz MPA atas nama Nasima-Polda Jateng, Taviv Supriyanto atas nama Pemprov Jateng, Budi Santoso, Korpri-PLN Jateng, KH Darodji atas nama Baznas Jateng.
Kiai Darodji menegaskan, penyaluran bantuan untuk gempa di Lombok, NTB ini, sebagai bentuk kepedulian dan ikut perihatin atas musibah di Lombok. Bantuan ini, sebagai kelanjutan dari masyarakat Jateng yang sejak awal memulai penyaluran, seperti PWNU Jateng dan PW Muhammadiyah Jateng dan elemen masyarakat lainnya.
Khusus keseluruhan bantuan dari Baznas Jateng, MAJT, MAS dan Swalayan Bali, sebesar Rp 370 juta, pinta Kiai Darodji, digunakan untuk pengadaan masjid darurat, mengingat banyak masjid yang parah dan tidak berfungsi akibat gempa.
Sekda NTB Ir H Rosiady Husaenie Sayuti MSc PhD menjelaskan, lima kali gempa, tertinggi pada 7 SR sejak 29 Juli 2018, mengakibatkan 560 orang tewas, 400 ribu warga mengungsi karena rumah hancur dan ada pula yang mengungsi karena trauma tinggal di rumah.
Disampaikan, warga korban gempa menyatakan haru sekaligus terhibur atas peduli masyarakat yang luar biasa. Ibaratnya makan di pengungsian setiap hari bisa lima kali, saking mengalirnya bantuan termasuk nasi bungkus. Warga juga bercerita kepada Presiden Jokowi saat Minggu (2/9), tidur di tenda pengungsian dan didampingi Gubernur Jateng terpilih Ganjar Pranowo.
Pascagempa, aparat dan relawan terus membersihkan puing-puing seribu rumah lebih. Kini dimulai rehabilitasi rumah tahan gempa. Pemprov NTB membantu Rp 50 juta untuk kategori rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang dan Rp 10 juta rusak ringan. Untuk misi tersebut sebanyak 5.563 kepala keluarga didatangkan untuk menerima bantuan.
Prioritas lain yang kini sedang dikonsentrasikan, mengidupkan proses belajar-mengajar di tenda-tenda pengungsian agar anak-anak sekolah dapat belajar kembali dan mengoptimalkan pelayanan kesehatan.(suarabaru.id/sl)