BLORA – pengaktifan kembali (Reaktivasi) lapangan terbang (Lapter) Cepu di Ngloram, Blora, sudah tidak lagi sebuah wacana. Menyusul sudah dimulainya proyek pemagaran keliling aset dan mematangkan pemetaan lahan.
Tidak hanya akan terintegrasi dengan jalur PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan pembangunan terminal, dan pergudangan. Nantinya Lapter berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Kota Kecamatan Cepu bakal menjadi bandar udara (Bandara).
“Pemagaran aset sudah berjalan, digarap sejak pekan kedua Agustus 2018,” papar Kepala Dinas Perumahan, Permukiman, Perhubungan (Dinperkimhub) Kabupaten Blora, H. Syamsul Arief, Minggu (2/9).
Selain itu, Pemkab terus mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bisa segera melaksanakan optimalisasi tahapan pembangunan, dan pengembangan Lapter Ngloram menjadi Bandara.
Progres terus jalan, setelah 5 Juli 2018 digelar rapat persiapan pembangunan Bandara Ngloram bersama pejabat Kemenhub, hadir juga Kepala Unit (KU) Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo, Indra Triyantono.
Dalam rapat itu, Indra Triyantono mengajak tim yang tergabung dalam percepatan pembangunan, termasuk pejabat pembuat komitmen (PPK) Kemenhub, Candra Jaya, memaparkan tentang master plan pengembangannya.
Status Masih Aktif
Sebagai tindaklanjut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, akhir Agustus lalu, menggelar rapat lanjutan menyusun tahapan pendukung percepatan itu dengan mengundang beberapa stakeholder terkait.
“Pemkab terus bekerja, dan mendorong percepatan reaktivasi Lapter Ngloram menjadi Bandara,” jelas Syamsul Arief.
Terpisah Wahyu Siswoyo, mantan Kepala Bandara Sumenep yang kini bertugas di Bandara Samarinda Baru, optimistis dengan potensi dimiliki Lapter Ngloram itu, menjadi sebuah Bandara yang prospretif.
Selain di wilayah strategis di Blok Cepu, lanjutnya, aset itu nantinya menarik penumpang dari empat kabupaten, Rembang, Bojonegoro, Ngawi, Porwodadi serta Tuban.
“Optimalisasi dapat dilakukan dengan segera, karena status Lapter Ngloram masih aktif, dan dapat digunakan untuk landing,” tambah Wahyu Siswoyo.
Lantaran masih aktif, kalau ada pesawat mendarat sah-sah saja. Namun, lanjutunya, overlay landasan perlu segera dilakukan, agar pesawat dapat landing terlebih dahulu.
“Tentunya sarpras juga harus sesuai standar, harus dipenuhi dulu agar Lapter dapat dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Blora H. Djoko Nugroho berharap pada 2019 pembangunan Lapter terealisasikan, dan operasional dapat segera berjalan dengan baik.
“Saat ini kami minta timeline-nya segera turun, biar Pemkab dapat segera menyusun pembangunan infrastruktur, penganggaran, dan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng,” tandasnya.(suarabaru.id/wahono)