BATANG- Pergelaran wayang golek semalam suntuk meramaikan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 RI tingkat Kecamatan Blado Rabu, ( 22/8).
Antusias warga menonton wayang golek sangat luar biasa. Hal tersebut terlihat ribuan penonton memadati halaman Kantor Kecamatan Blado. Kegiataan tersebut juga dihadiri oleh Muspika Kecamatan Blado dan Ketua Sang Pamongmong Kabupaten Batang serta Kepala Desa Se Kcamatan Blado.
Dalang Ki Rohim dari Desa Wates Kecamatan Wonotunggal mengambil lakon Pangeran dari Gua Selarong, kepiawaian memaninkan wayang golek dengan iringan gamelan yang dipadu musik moderen sangat menghibur rmasyarakat Kecamatan Blado.
Camat Blado Sugeng Sugiharto mengatakan masyarakat Kecamatan Blado dalam mengayuhbagyo memeriahkan HUT RI sangat luar biasa, selain wayang golek juga ada pawai seribu obor dengan beraneka ragam penampilanya dan pesta kembang api.
” Kegiatan puncak Perayaan HUT RI kecamatan Blado menggunakan dana swadaya masyarakat yang menghabiskan anggaran kurang lebih mencapai Rp. 80 juta, guyub rukun, kompak dan cinta NKRI tidak bisa diragukan lagi, dan inilah kearifan lokal yang harus tetap dilestarikan,” Kata Sugeng Sugiharto.
Bupati Batang Wihaji yang hadir dalam pegelaran wayang golek mangatakan, apresiasinya masyarakat Kecamatan Blado yang telah guyub rukun memperingati HUT RI, sehingga perayaanya sangat meriah dengan swadaya iuran warga yang ditarik Rp. 3000 perorang, hal ini membuktikan ada semangat membangun daerah bangsa dan negara agar lebih baik lagi.
Tak hanya itu Bupati juga meminta doa kepada masyarakat Kabupaten Batang agar dalam menjabat bisa bermanfaat, dan masyarakat sekarang sudah bosan dengan janji – janji yang penting kerja nyata.
” Saya tidak akan banyak janji, karena masyrakat sudah bosan janji. Saya akan kerja, kerja, kerja yang pada saatnya infrastruktur jalan Blado Insaallah akan kita perbaikai,” Kata Wihaji
Dalam kesempatan tersebut Bupati unjuk kebolehan memainkan kendang mengiringi lagu Prahu Layar, tak cukup disitu satu lagu dangdut Gala – gala yang berduet dengan sinden dinyanyikanya untuk menghibur masyarakat Blado. Sebagai tanda kasih dan kenang – kenangan Wihaji memberikan 10 sarung kepada pengrawit dan penonton wayang golek. (Suarabaru.id/sb)