SEMARANG– Gagasan tematik Kongres Ke-24 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Solo, akhir September mendatang untuk kembali ke khitah wawasan kebangsaan, merupakam langkah luhur yang harus didukung.
Hal itu tersimpulkan dari pernyataan dosen komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Dewi Kartika Sari dan pengajar di Fakultas Bahasa dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, I Made Adnyani dalam wawancara terpisah dengan suarabaru.id, kemarin.
Dewi sependapat wartawan harus berwawasan kebangsaan, karena memang menjadi bagian dari bangsa ini yang ikut menjaga kebhinekaan. “Ini seperti ikrar luhur Sumpah Pemuda 1928,” tuturnya.
Tema kongres mendatang, menurutnya cocok dengan kondisi kehidupan praktik berjurnalistik dan bermedia sekarang, yang disemangati untuk kembali ke khitah wawasan kebangsaan.
Cinta Tanah Air
Sementara itu, dosen komunikasi Unissula I Made Adnyani mengaku prihatin terhadap praktik media yang cenderung abai terkait kepentingan nasional yang lebih besar.
“Pemberitaan yang terkemas sebagai good news tentang Indonesia harus makin disuburkan untuk membangun opini publik. Maka wartawan dan media, sebagai wujud cinta Tanah Air, harus menguatkan identitas sebagai bangsa. Sikap luhur inilah yang dibutuhkan untuk berkontribusi membangun citra Indonesia,” ungkap Made.(suarabaru.id)