MAGELANG- Paling lambat tahun 2019 aplikasi Program Literasi Kitab Suci (Gelis Suci) berbasis android diluncurkan Pemkot Magelang. Aplikasi ini bisa diunduh masyarakat umum terutama pelajar.
Tujuan utama aplikasi ini untuk mendukung penguatan pendidikan karakter. Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengajak elemen masyarakat turut dalam Forum Group Discusion (FGD) Program Gelis Suci di aula dinas tersebut kemarin. Acara itu juga diikuti anggota musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), tokoh agama, kementerian agama, dan MUI.
Kepala Disdikbud Kota Magelang, Taufik Nurbakin mengatakan, FGD diselenggarakan untuk menjaring masukan berbagai elemen terkait sebelum mulai membuat aplikasi Gelis Suci. Target paling lambat tahun 2019 aplikasi sudah bisa diluncurkan.
Ditemui usai memimpin FGD, dia menuturkan, secara umum gerakan literasi keagamaan di sejumlah sekolah sudah berjalan baik dengan beragam bentuk. Namun, pihaknya bakal lebih mendorong lagi gerakan ini hingga tingkat Kota Magelang, yang berarti menyeluruh di semua sekolah tingkat SD-SMP.
‘’Program Gelis Suci akan kita gerakkan di seluruh Kota Magelang. Kita buatkan aplikasinya yang bisa diterapkan di ponsel berbasis Android,’’ tuturnya.
Melalui gerakan ini, Disdikbud mendorong pelajar aktif membaca, menulis, mengkaji hingga mengamalkan literasi keagamaannya dalam berbagai bentuk. Misalnya di sejumlah sekolah sudah menerapkan kewajiban membaca Al-Qur’an di jam-jam tertentu.
‘’Ada juga pembacaan asmaul husna, tadarus, kultum dan infaq. Untuk pelajar non-muslim juga sudah menerapkan ini, seperti pengkajian kitab suci dan bentuk lainnya. Kita akan buat panduannya di aplikasi, tapi pihak sekolah juga bisa berimprovisasi,’’ terangnya.
Menanggapi Program Gelis Suci ini, anggota MGMP PPKn, Suryati mengaku, siap mendukung program itu. Meskipun di sejumlah sekolah sebenarnya sudah menerapkan literasi tersebut dalam berbagai bentuk.
Menurutnya, SMP Negeri 2 Magelang sudah rutin pembacaan asmaul husna, tadarus Alquran, kultum dan menaruh kotak infaq di dekat kamar kecil. Ini sudah berjalan efektif dan anak-anak juga terbiasa. Termasuk anak-anak yang non-muslim dengan program tersendiri.
Hal yang sama diterangkan guru anggota MGMP PAI dan Budi Pekerti, Aziz bahwa, program ini diharap bisa berjalan dengan baik. Ia juga menyebutkan, program literasi kitab suci sebenarnya sudah berjalan di sekolah-sekolah dengan cara beragam.
‘’Meski begitu, kami tetap mendukung Program Gelis Suci dan aplikasinya di ponsel. Saya juga coba mengusulkan agar program game di handphone bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran agama, bahkan hp itu juga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya,” terangnya.
Sekretaris PGRI Kota Magelang, Salamun berharap, adanya program Gelis Suci ini jangan membebani siapapun, terutama guru agama dan kepala sekolah. Demi suksesnya program ini diperlukan sinergi semua unsur dan guru di sekolah.
‘’Program Gelis Suci tanggung jawab bersama, bukan satu-dua guru dan sekolah saja,” tegasnya. (Suarabaru.id/dh)