blank

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Ketua Bidang Pembinaan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Salatiga Yani Rahardja menegaskan sumber daya manusia (SDM) sepak bola daerahnya meningkat pesat di bawah pimpinan Fathur Rahman. Itu dibuktikan dengan berputarnya kembali kompetisi lokal secara rutin.

Askot juga mampu menggelar turnamen Piala Wali Kota Salatiga. Geliat sepak bola yang sudah baik hendaknya terus dijaga. Salah satu identitas Salatiga sebagai kota sepak bola juga harus dipertahankan.

Seharusnya kepengurusan di bawah Maman, panggilan akrab Fathur Rahman, habis pada Maret 2020. Gara-gara wabah virus corona, masa bakti PSSI Salatiga telah diperpanjang Asprov PSSI Jateng. Idealnya, kongres pemilihan Askot PSSI Salatiga digelar akhir tahun ini.

”Menurut saya, figur Pak Maman masih layak dipertahankan. Pak Maman telah membuktikan kerja kerasnya, dan itu pantas diapresiasi,” ungkap Yani, kemarin. Di bawah arahan anggota DPRD Salatiga dari Fraksi PKS itu, PSSI Salatiga melakukan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM dengan mengadakan kursus pelatihan untuk pelatih, wasit, dan pengawas pertandingan.

Klub-klub lokal juga mulai bangkit, dan kini tercatat 10 tim yang aktif berkompetisi. ”Yang melegakan, PSISa Salatiga hidup lagi. Geliat PSISa seperti mengikuti Hati Beriman FC yang berhasil meraih Piala Soeratin 2019 tingkat Jateng,” papar dosen Teknologi Informasi UKSW Salatiga ini.

Dia bakal sangat mendukung jika Maman bersedia maju lagi. Yani, yang mantan ketua Perbasi Kota Salatiga, memiliki banyak pengalaman untuk urusan sepak bola. Selain menjabat bidang pembinaan PSSI Salatiga dari 2007 hingga sekarang, pria 42 tahun ini pernah dipercaya sebagai bendahara PSSI Jateng pada 2010-2014.

Jabatan di bidang komite sepak bola PSSI Jateng diembannya mulai 2010 sampai saat ini. ”Posisi Asprov PSSI Jateng sebagai salah satu yang terbaik di tingkat nasional harus dipertahankan. Demi kemajuan sepak bola Jateng, saya siap membantu,” tutur Yani yang juga ketua DPD Bintang Muda Indonesia Jateng ini.

rr