TEGAL (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, menerima Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI di Pendopo Ki Gede Sebayu Kota Tegal, Jumat (27/7/2020). Komisi X membidangi Pendidikan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kunjungan Komisi X DPR RI ke Kota Tegal, beralasan karena Kota Tegal statusnya sudah zona hijau.
Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, saat ini Kota Tegal sedang melaksanakan New Normal dengan harapan normal kesehatan, ekonomi dan situasi serta kondisi. Pemkot juga fokus pemulihkan ekonomi di Kota Bahari.
Dedy Yon menceritakan langkah Pemkot Tegal dalam pencegahan covid-19. Kota Tegal mengawali lokal lockdown, isolasi wilayah, PSBB tahap I dan II hingga new normal. Pemkot Tegal yang pertama se-Indonesia dalam menentukan kebijakan itu.
Dedy Yon mengungkapkan, penanganan covid-19 di Kota Tegal paling hemat dengan anggaran Rp 12,8 milliar. Pencegahan covid-19 dengan melakukan pembatasan gerak manusia dengan manusia lain.
Menurut rencana, 30 Juli 2020 mendatang Pemkot Tegal berencana membubarkan gugus tugas pencegahan covid-19. Nantinya digantikan Relawan Mandiri Covid-19 yang bertugas menjadi relawan untuk dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat untuk mengingatkan selalu mematuhi protokol kesehatan, jaga jarak, memakai masker dan cuci tangan pakai sabun.
Untuk itu, Dedy Yon mengajak seluruh Kepala Daerah Kabupaten/Kota yang sudah zona hijau (zero kasus) untuk ajak pengusaha, ormas, organisasi kepemudaan, organisasi profesi dan lainnya diajak menjadi relawan mandiri covid-19.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengungkapkan alasan melakukan kunjungan Kota Tegal. Informasi Gugus Tugas Covid-19 wilayah Jawa Tengah hanya Kota Tegal yang sudah zona hijau.
Menurut Fikri, saat ini ada prioritas 6 persen sekolah boleh menyelenggarakan tatap buka saat pandemi covid-19. Akan tetapi banyak peringatan dari orang tua yang menolak pembelajaran tatap muka. Fikri menambahkan bahwa saat ini daerah yang boleh menyelenggarakan sekolah tatap muka sejak 5 Juli, daerah yang sudah zona hijau seperti Kota Tegal.
Saat ini, kata Fikri, penyelenggarakan sekolah via zoom meeting (telecoverence) mempunyai kendala seperti memiliki handpone tetapi tidak kompetibel, tidak punya laptop, tidak ada sinyal internet dan sebagainya.
Sementara itu, Wakil Walikota Tegal Tegal menambahkan penyelenggaraan sekolah berprinsip kesehatan dan keselamatan peserta didik oleh karena itu, kata Jumadi, Pemkot Tegal konsen terhadap pendidikan online.
Berdasarkan survey, ungkap Jumadi, 91 persen orang tua menolak untuk pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu Pemkot menunda yang semula Juli bisa melaksanakan pembelajaran tatap buka ditunda awal Agustus mendatang dengan kombinasi tatap muka dan online.
Nino Moebi