SEMARANG (SUARABARU.ID)– Meski sejumlah ASN Pemerintah Kota Semarang yang terpapar covid-19 mulai dinyatakan sembuh, namun Wali kota Semarang Hendrar Prihadi, terus memperketat protokol kesehatan di lingkungan Balaikota Semarang.
”Sejumlah aturan sudah dan akan terus diperketat, di lingkungan Balaikota Semarang. Mulai dari penjadwalan 50 persen ASN yang masuk dan bekerja di kantor, hingga pembenahan sejumlah ruangan dinas,” papar Hendi, sapaan akrab Wali Kota.
Pembenahan di setiap ruang kerja ASN juga diatur dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan covid-19. Di antaranya, memastikan jarak antar-meja minimal 1,5 meter, memasang sekat mika antar-meja, memasang tombol kaki untuk lift, serta menempatkan detektor suhu tubuh otomatis di lobi Balaikota, yang menjadi satu-satunya akses masuk menuju Gedung Moch Ichsan.
BACA JUGA : Aksi Simpatik Pelajar SD PL Bernardus, Ganti Pesta Kelulusan dengan Berdonasi
Dengan demikian, hanya pengunjung dengan temperatur normal yang kemudian bisa masuk ke kantor di lingkungan Balaikota. Tak hanya itu, fasilitas cuci tangan pun diperbanyak, untuk memudahkan para ASN dan masyarakat mencuci tangan sebelum memasuki wilayah Balaikota.
Terkait pengaturan jam kerja, Hendi menerangkan, maksimal 50 persen ASN bekerja di lingkungan Balaikota, dan sisanya melakukan Work From Home (WFH) di rumah masing-masing. Dirinya juga memastikan, ASN yang masuk hanyalah mereka yang betul-betul dalam kondisi sehat.
Diakuinya, sistem ini tidak akan mengganggu layanan masyarakat, mengingat Pemkot Semarang juga terus menjalankan layanan online dan offline bagi warga masyarakat.
Hendi juga menyampaikan, jika sejumlah ASN yang sebelumnya dinyatakan positif covid-19 telah dinyatakan negatif, berdasarkan hasil tes swab. Mereka adalah tiga dari empat kepala bagian, dua dari tiga kepala dinas serta empat dari total 10 staf yang sempat terpapar covid-19.
Deteksi Awal
Sebelumnya, pihak Pemkot juga langsung melakukan pelacakan terhadap keluarga dan kerabat yang sempat berinteraksi dengan para ASN positif covid-19, untuk kemudian melakukan karantina mandiri.
Menurutnya, proses penyembuhan ASN yang terjangkit covid-19 cukup cepat. Sebab mereka terdeteksi lebih dini. Hendi pun menegaskan, masyarakat harus menyadari dan tidak usah takut, jika harus melakukan pemeriksaan rapid maupun swab test.
”Jika lebih awal dideteksi, Insya Allah lebih cepat disembuhkan. Tidak usah takut jika disuruh swab dan rapid test, ikut saja. Jangan cemas, justru merasa beruntung jika dideteksi lebih awal,” tegas Hendi.
Aplikasi Absensi
Sementara itu, Kepala BKPP Kota Semarang, Litani Satyawati menerangkan, meski berada di rumah, para ASN tetap diwajibkan melakukan absen atau presensi online mandiri, dengan menggunakan aplikasi absensi, dengan tetap menjalankan tugas kedinasan.
Melalui aplikasi ini, para ASN juga terpantau tetap berada di rumah masing-masing selama menjalankan WFH. Sejak Senin lalu, Pemkot Semarang mulai memberlakukan jam bekerja dari pukul 07.30-15.00 WIB.
Bagi para ASN, berkewajiban menjalankan protokol kesehatan, seperti wajib mengenakan masker selama bekerja, face shield, sarung tangan, serta melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari, di ruang kerja masing-masing.
Heri Priyono-Riyan