PURWOREJO (SUARABARU.ID) -Meskipun pemerintah baik pusat maupun daerah telah memberikan berbagai stimulan bagi warga kurang mampu selama masa pandemi corona, namun ternyata masih belum semua ter-cover. Masih dijumpai adanya keluhan bahwa bantuan yang kurang tepat sasaran akibat data yang kurang valid.
Bahkan, di beberapa tempat, ada kejadian warga yang mampu mendapatkan bantuan, sementara yang miskin justru tidak. Demikian juga ada warga yang sudah meninggal dunia atau pindah, masih tercantum namanya dalam data warga yang memperoleh bantuan.
Tak jarang, kejadian-kejadian tersebut menimbulkan keresahan bahkan gesekan di masyarakat. Baik gesekan antar masyarakat, maupun antara masyarakat dengan pemerintah desa selaku ujung tombak pembagian bantuan.
Namun tampaknya, hal ini tidak terjadi di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan yang memang telah memiliki berbagai macam inovasi. “Bagi mereka yang tidak mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat, akan diberikan bantuan melalui Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) Dana Desa ( DD ) yang diputuskan dalam musyawarah desa. Bukan itu saja, jika ada warga miskin atau terdampak yang masih belum bisa dicover, maka masih akan diberikan bantuan melalui berbagai program sosial desa lainnya,” kata Kades Krandegan, Dwinanto.
Pemerintah Desa Krandegan melakukan berbagai program sosial. Di antaranya adalah, program Meja Anti Lapar yaitu, penyediaan 200 paket menu berbuka puasa bagi warga yang membutuhkan. Juga ada Pasar Bergerak, pemerintah desa menjual sembako door to door ke rumah warga dengan harga yang murah, jauh di bawah harga pasar , karena sudah disubsidi Pemdes.
Ada juga program Sedekah Sembako, yaitu pemberian sembako gratis kepada kelompok masyarakat tertentu (kurang mampu).Yang terbaru, Pemerintah Desa Krandegan meluncurkan Program Bantuan Cair Langsung ( BCL) dan Baju Lebaran untuk Si Kecil.
“BCL adalah pemberian bantuan kepada keluarga miskin yang belum mendapatkan bantuan apapun, berupa uang tunai Rp 300 ribu setiap bulan. Ada sekitar 60 KK yang menjadi sasaran program BCL ini. Sementara program Baju Lebaran untuk Si Kecil adalah pemberian pakaian untuk anak – anak usia SD ke bawah yang berasal dari keluarga pra sejahtera, agar bisa bahagia menyambut Hari Lebaran. Ada 75 anak yang mendapatkan program ini,” jelas Dwinanto.
Lebih Rp 100 Juta
Sampai saat ini, pihak Pemdes telah mengeluarkan dana lebih dari Rp 100 juta dari CSR dan pengelolaan ZISWAF (Zakat, Infak, Sodaqoh dan Wakaf) untuk membantu masyarakatnya.
“Kami berharap dengan adanya berbagai macam program sosial desa- ini, masyarakat bisa terbantu dalam menghadapi dampak adanya pandemi covid19 ini, terutama dalam bidang ekonomi. Kami berusaha agar semua yang membutuhkan bantuan bisa kami layani,” tutup Dwinanto.
Semua inovasi dan aksi sosial yang telah dilakukan oleh Pemdes dan masyarakat Desa Krandegan patut dicontoh oleh desa-desa atau kelurahan lain. Jangan hanya mengandalkan bantuan pemerintah, tetapi carilah sumber daya lain untuk membantu warga masing-masing.
TALETHA-trs