SEMARANG (SUARABARU.ID)– Akibat pandemi covid-19, membuat sepinya aktivitas kegiatan proyek, dan menyebabkan ratusan buruh dan pekerja jasa konstruksi dirumahkan.
”Dari enam koordinator wilayah (korwil), sudah melaporkan kondisi yang sangat meprihatinkan ini. Mereka masih berusaha untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Karena tidak ada kegiatan, untuk sementara mereka dirumahkan. Nanti kalau ada kegiatan lagi, mereka kita panggil untuk bekerja lagi,” kata Ketua Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) DPP Jawa Tengah Ir Djatmiko Waloejono MT, belum lama ini.
Dia menambahkan hal itu, di sela-sela penyerahkan bantuan untuk warga dan buruh karyawan di lingkungan Inkindo, yang terdampak covid-19. Ketua Panitia Inkindo Peduli Covid Dewi Yulianingsih menjelaskan, bantuan berupa 900 paket sembako itu, dibagikan melalui enam koordinator wilayah (korwil) se-Jateng.
BACA JUGA : DPC PKB Kebumen Bagikan 1.000 Sembako ke Guru Ngaji dan Kiai Kampung
”Kami semua pelaku usaha juga mengalami dampak yang luar biasa, akibat wabah ini. Tetapi di tengah-tengah keprihatinan ini, kami masih berupaya membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan,” imbuh Dewi.
Djatmiko memahami dan memaklumi kebijakan pengetatan yang dilakukan pemerintah dari pusat sampai daerah. Namun dia berharap, pengetatan itu tidak terlalu besar, sehingga masih membuka ruang gerak para pengusaha konsultan untuk bisa hidup.
”Semoga pandemi covid ini segera berlalu, sehingga kita bisa menikmati hidup secara normal kembali,” harap dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Keanggotaan Inkindo DPP Jateng Moh Yusuf didampingi Sekretaris Sumardiyanto menjelaskan, di Jateng terdapat 474 pengusaha jasa konstruksi dan non konstruksi, yang terbagi di enam korwil, Semarang, Pati, Solo, Kedu, Banyumas dan Pekalongan.
”Kami sudah mendapatkan laporan dari daerah, banyak usaha jasa konsultan ini yang mencoba bertahan hidup akibat pandemi covid ini,” jelasnya.
Bantu Pemerintah
Menurut Yusuf, Inkindo beranggotakan para ahli, tugasnya antara lain mendampingi pemerintah menciptakan pekerjaan. ”Jadi kami tidak pernah meminta-minta pekerjaan,” ungkapnya.
Dia mencontohkan, pada saat Indonesia mengalami krisis moneter (krismon) 1998, Inkindo membantu pemerintah dengan melakukan pendampingan proyek padat karya.
”Konsultan ini mitra pemerintah yang bertugas ikut membantu pendampingan dalam berbagai kegiatan. Kami khawatir kalau kegiatan konsultan dan konstruksi dihentikan, akan berdampak yang sangat parah,” tukas Djatmiko Waloejono.
Riyan-Sol