MAGELANG (SUARABARU.ID) -Tim Program Kemitraan Wilayah (PKW) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) dan Universitas Negeri Tidar (Untidar) memberikan pelatihan pembuatan aguaponik bagi ibu-ibu PKK dan karang taruna
Desa Tempursari, Candimulyo, Kabupaten Magelang. Pelatihan yang diketuai dosen FT UMMagelang Retno Rusdjijati itu berlangsung Sabtu 16 Mei 2020
Retno menjelaskan, pelatihan yang merupakan salah satu kegiatan dari Program Kemitraan Wilayah yang didanai Dikti tahun 2020 itu bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang dan Rayndra Syahdan sebagai instruktur.
Pelatihan itu dibuka oleh salah satu anggota Tim PKW yang juga dosen FT UMMagelang Oesman Raliby. Oesman mengatakan bahwa tujuan dari pelatihan aquaponik itu untuk menciptakan ketahanan pangan, terutama di tingkat keluarga. Dalam masa pandemi covid-19 seperti ini, aquaponik dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga yang kaya gizi.
Para ibu tidak perlu ke luar rumah untuk berbelanja, sehingga social distancing maupun physical distancing dapat diterapkan dengan baik. Untuk itu Oesman meminta kepada peserta pelatihan untuk memperhatikan benar materi pelatihan yang disampaikan dan langsung diterapkan di pekarangan rumah masing-masing.
Sementara itu Rayndra Syahdan menyampaikan bahwa istri Bupati, Ny Tanti Zaenal Arifin, sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan yang difasilitasi Tim PKW UMMagelang dan Untidar itu. Oleh karena itu istri Bupati memberikan bantuan berupa dua starter kit untuk pembuatan aquaponik yang selanjutnya diserahkan kepada kepala desa sebagai ketua PKM Desa Tempursari.
Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah.
Tanaman akan memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikan itu sendiri. Tanaman juga berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan.
Butuh Perawatan
“Meskipun mudah untuk pembuatannya, namun dibutuhkan cara perawatan yang cermat agar tanaman dan ikan dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama,” katanya.
Pelatihan juga melibatkan para pemuda yang tergabung dalam karang taruna. Para pemuda membantu ibu-ibu merakit wadah yang akan digunakan untuk aquaponik.
Anggota Tim PKW dari Untidar, Agus Suprapto menambahkan bahwa para pemuda sebenarnya mempunyai tanggung jawab besar bagi keberlanjutan kegiatan pelatihan itu. Tidak hanya sayur-sayuran dan ikan yang dapat dihasilkan dari aquaponik, tetapi ilmu yang diperoleh dapat ditularkan ke kelompok masyarakat yang lain. Bisa menjadi konsultan di bidang aquaponik, atau memproduksi perangkat aquaponik yang dapat dijualbelikan ke masyarakat.
Jadi, para pemuda tidak perlu ke luar dari desa untuk mencari pekerjaan, tetapi dapat mengembangkan diri melalui potensi-potensi yang dimiliki desa.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung sekitar tiga jam tersebut ditutup oleh ketua tim PKW Retno Rusjijati.
Menurut Retno, akan dilakukan penilaian terhadap perkembangan aquaponik yang telah diupayakan masing-masing keluarga dan akan diberikan kompensasi yang sesuai bagi para pemenangnya.
Kepala Desa Tempursari Dahroni menyatakan telah menyiapkan perlengkapan agar setiap warga desanya minimal memiliki satu unit aquaponic di rumahnya.
Eko Priyono