blank
Posko Pemeriksaan Covid-19 ditunggu oleh relawan dari perangkat Desa Mojoagung, BPD, karangtaruna dan warga setempat dan dilengkapi bilik penyemprotan disinfektan. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Desa Mojoagung telah menyiapkan rumah karantina mandiri bagi para pendatang.  Persiapan itu sudah dilakukan 90 persen. Persiapan itu dipusatkan di Balai Desa Mojoagung.

Bagian dalam balai desa disulap menjadi 12 ruangan yang disekat dengan tripleks. Masing-masing ruangan berukuran 3 x 2 meter. Hal tersebut dijelaskan Kepala Desa Mojoagung, Siswanto.

“Persiapannya 90 persen. Sudah kita lakukan semprot disinfektan. Di dalam ruangan ada meja dan kursi juga kasur,” jelas Kades Mojoagung, Siswanto, saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).

blank
Seorang petugas menunjukkan bilik ruangan yang dipergunakan untuk karantina mandiri di Balai Desa Mojoagung. Foto : Hana Eswe.

Nantinya, para pendatang yang masuk ke wilayah Mojoagung diminta untuk melaporkan diri ke Posko Pemantauan dan langsung diminta untuk karantina di tempat yang sudah disediakan. “Bila ada yang datang tetapi tidak melakukan laporan, maka ada petugas dari Babinsa atau Bhabinkamtibmas akan datang menjemput yang bersangkutan,” tambahnya.

Persiapan lain yang dilakukan adalah kebutuhan makanan pokok untuk mereka yang dikarantina. Mereka akan mendapatkan bantuan makanan tiga kali sehari. Untuk beras ada bantuan dari Pemkab Grobogan, untuk minum dan lauk-pauk ada dari desa.

Masih Sosialisasi

Meskipun wilayah Karangrayung sudah dinyatakan sebagai zona merah, kata Siswanto, penyebaran covid-19, namun kesadaran masyarakat masih kurang. Terutama di Desa Mojoagung. Pemdes terus melakukan upaya agar warga tetap menggunakan masker saat berada di luar rumah. Tak segan-segan, Siswanto turun langsung ke lapangan untuk mengingatkan warganya, baik itu penjual maupun pembeli di Pasar Mojoagung.

blank
Warga Dusun Mojo melakukan pembuatan portal dan posko untuk mengantisipasi datangnya perantau masuk ke kampung mereka tanpa melaporkan diri. Foto : Hana Eswe.

“Karena sebagian besar mereka masih tidak menggunakan masker, kami terus adakan sosialisasi. Kami bagikan masker kepada mereka yang belum mengenakannya,” jelas Siswanto.

Selain itu, di beberapa RW di desa tersebut juga sudah diblokade, khusus para pendatang. Hal tersebut seperti yang terlihat di wilayah Dusun Mojo. Meski demikian, warga melakukan sistem buka tutup khusus mereka yang memang menetap di wilayah tersebut. Untuk perantau, mereka mengarahkannya langsung ke posko pemantauan.

Hana Eswe-trs

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini