BLORA (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah, kembali mengeluarkan rilis terbarunya dengan mendata jumlah warga yang mudik di tengah pandemi Covid-19 sudah mencapai 20.940 jiwa.
Pemudik diperkirakan akan terus mengalir pulang ke kabupaten penghasil kayu jati itu. Selain karena alasan perusahaan tempat usahanya tutup, banyak alasan lain yang memaksa warga pulang ke kampung masing-masing.
“Sudah 20.9450 jiwa pemudik sudah masuk Blora, kami berpesan warga pendatang lapor pihak desa dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,” beber Kajari setempat, I Made Sudiatmika melalui Kasi Pidsus, Rendy Indro, Minggu (19/4/2020).
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) menyampaikan data jumlah pemudik di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 mewakili Pemkab Blora dalam menyampaikan update perkembangan virus corona di daerahnya.
Dalam menyampaikan update tersebut, Rendy Indro didampingi pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) juru bicara GTTP Covid-19 setempat, Lilik Hernanto.
Berdasarkan data monitoring yang masuk di posko, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 749 jiwa, selesai pemantuan 629 jiwa, dan proses pemantauan sebanyak 119 orang.
Zona Merah
Sementara ini, lanjut Rendy, pasien dalam pengawasan (PDP) enam orang, selesai pengawasan tiga orang, meninggal hasil negatif satu orang, dua orang lagi proses pengawasan.
Data sementara positif Covid-19 di kabupapetn Blora ada satu orang, dirawat nihil orang, satu orang meninggal dunia, pasien sembuh nihil data, jelas Rendy Indro.
Rendy mengingatkan bahwa jumlah kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) secara nasional terus bertambah, sehingga masyarakat diminta untuk terus waspada, dan meningkatkan pola hidup sehat dengan selalu jaga jarak.
“Saat ini yang paling penting adalah jangan keluar rumah, jangan kumpul-kupul, semua harus pakai masker, dan cuci tangan yang bersih,” pesannya.
Di acara yang sama, pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, mengumumkan mulai Minggu (19/4/2020), kabupaten yang terbagi dalam 16 kecamatan ini berstatus zona merah virus corona.
Pengumuman itu dikeluarkan Pemkab, setelah ada satu warganya di Kecamatan Blora meninggal dunia. Pseien itu sempat dirawat di rumah sakit (RS) Mawardi Solo, berjenis kelamin laki-laki, dan positif tertular virus corona.
Warga yang meninggal itu sebelumnya pernah periksa di beberapa dokter, sehingga dokter, tim medis, keluarga dan siapapun yang pernah kontak pertama dengan pasien dilakukan pemeriksaan rapid test.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora itu, mengumumkan status zona merah (red zone) kabupaten dengan 295 desa/kelurahan itu di media center Posko (GTPP) Covid-19 setempat.
Wahono-Wahyu