WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Dampak adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemprov DKI Jakarta, telah berimbas pada melambungnya harga tiket bus malam. Meski demikian, kaum boro yang mudik ke Wonogiri jumlahnya terus bertambah.
Sejumlah pemudik menyatakan, harga tiket bus malam saat ini melambung sampai dua kali lipat. Melambungnya tiket bus, tidak menyurutkan kaum boro pulang mudik. Meski pemerintah mengimbau agar tidak pulang kampung, tapi para pemudik memiliki alasan kuat karena tidak ada pilihan lain kecuali segera mudik ke daerah asal.
Sebab, mereka tidak lagi dapat bertahan di perantauan, sebab telah kehilangan sumber nafkahnya. Yang biasa berdagang tidak lagi dapat berjualan, para tukang atau buruh bangunan tidak lagi dapat beraktivitas karena tidak ada pekerjaan.
”Kalau bertahan di perantauan bisa mati kelaparan,” ujar Warno salah seorang pemudik yang pulang kampung ke Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Bantuan bahan makan yang disalurkan lewat Jaring pengaman Sosial (JPS), tidak menjangkau kaum boro, karena statusnya bukan sebagai penduduk Jakarta.
Besaran harga tiket bus malam Antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP) yang semula Rp175 ribu sampai Rp190 ribu per penumpang, belakangan ini melambung menjadi Rp 310 ribu sampai Rp 350 ribu. Ini terjadi sejak DKi Jakarta memberlakukan kebijakan PSBB berkait dengan upaya pencegahan wabah virus corona.
Pakai Masker
Kepada semua penumpang, terlebih para kru bus, sekarang diwajibkan memakai masker. Hal ini sebagai upaya mendukung langkah pencegahan pandemi Corona Virus Disease (Covid)-19. Ketika tiba di terminal kedatangan, mereka mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan, utamanya mengenai kondisi suhu badannya dan deteksi gejala klinis sebagai indikasi sehat tidaknya.
Kepala Terminal Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, menyatakan, pemicu kenaikan tiket bus malam, ditentukan oleh manajemen dari Perusahaan Otobus (PO) masing-masing. Itu terjadi menyusul adanya pengurangan jumlah angkut pada setiap bus, terkait diberlakukannya PSBB yang harus dipatuhi dalam pelayanan pengangkutan penumpang.
Jumlah penumpang yang sekarang diizinkan diangkut, hanya 50 persen dari kapsitas. Ini terkait dengan ketentuan untuk jaga jarak, sebagaimana diatur dalam protokol pencegahan wabah virus corona, melalui kebijakan physical distancing. ”Sehingga wajar bila kemudian PO menyesuaikan harga tiketnya,” jelas Agus Hasto Purwanto.
Meski demikian, setiap harinya jumlah pemudik yang pulang kampung ke Wonogiri masih terus bertambah. Data kedatangan penumpang pemakai bus malam AKAP ke Terminal Giri Adipura Wonogiri selama sebulan terakhir ini, yakni sejak merebaknya wabah virus corona, tercatat ada sebanyak 35.630 orang yang diangkut dengan 3.124 bus.
Jumlah keberangkatan pemakai jasa bus AKAP ada sebanyak 22.227 penumpang diangkut memakai 2.093 bus. Untuk kedatangan penumpang memakai bus bumel Antar-Kota Dalam Provinsi (AKDP) ada sebanyak 15526 orang diangkut dengan 843 bus. Kemudian jumlah keberangkatan ada sebanyak 16.256 penumpang diangkut dengan 909 bus.
Bambang Pur