JAKARTA – Di banyak negara di dunia, memiliki potensi unggulan wisata bahari. Thailand sebagai Negeri Gajah, memiliki potensi wisata bahari unggulan Phi-Phi Island, Philipina mempunyai Palawan Island, Negeri Kanguru Asutralia punya Christmast Island, Negeri Gingseng Korea memiliki Jeju Island. Provinsi DKI Jakarta, sebagai ibukota Indonesia memiliki Pulau Seribu, yakni gugusan banyak pulau yang berada di Teluk Jakarta Utara.
Laju speed boat Predator yang dinakodai Rivai, memakan waktu 1,5 jam ketika melakukan pelayaran ke Pulau Pramuka yang menjadi Ibukota Kabupaten Pulau Seribu. Berangkat dari Dermaga Marina Ancol Jakarta, membawa rombongan Pemkab Wonogiri pimpinan Asisten Sekda, Teguh, didampingi Kabag Humas Pemkab Wonogiri, Haryanto, bersama pejabat Diskominfo Dwi Saputra, tatkala melakukan studi banding ke Kabupaten Pulau Seribu. Ikut serta Kasubag Protokol, Fuad, dan Kasubag Hubungan Media, Mawan, Pranata Humas, Esti, dan Retno Utari dari Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) beserta para awak media.
Kedatangan rombongan Pemkab Wonogiri, diterima oleh Kepala Suku Dinas Komunikasi Informasi Humas Pemkab Pulau Seribu, Bakndo, beserta jajarannya. ”Luas Kepulauan Seribu ini, setara dengan 11 kali luas daratan DKI Jakarta,” jelas Bakndo. Sebagai kabupaten administratif, Pulau Seribu dipimpin Bupati yang dikukuhkan tanpa proses pemilihan. Wilayahnya, terdiri atas dua kecamatan dan 6 kelurahan. Berpenduduk 27.400 jiwa yang menyebar di 11 dari ratusan gugusan pulau.
”Pulau Pramuka, dulu bernama Pulau Elang,” tutur Anisah, wanita keturunan Suku Bugis, yang berdagang aneka minuman dan makanan di warung bibir pantai. Dinamai Pulau Elang, karena dulu banyak dihuni oleh satwa Elang Bondol yang legendaris dan profilnya dijadikan lambang DKI Jakarta. Kalau kemudian namanya berubah menjadi Pulau Pramuka, karena di era Orde Baru, Pulau Elang dijadikan semacam Bumi Perkemahan untuk pusat pendidikan para kader Pramuka andalan tingkat nasional.
Destinasi wisata bahari di Tanah Air ini, pada Tahun 2018 membidik kedatangan sejuta wisatawan. ”Tahun 2017 lalu Pulau Seribu didatangi 900 ribu lebih wisatawan,” jelas Bakndo didampingi Kabid Humas Jipandolin Nainggolan. Untuk mendukung terwujudnya target kedatangan sejuta wisatawan ini, dilakukan berbagai upaya promosi melalui berbagai media. Di luar itu, secara rutin promosi wisata dilakukan lewat media Radio Kepulauan Seribu (RKS) yang eksis di Pulau Pramuka. Juga melalui layanan Medos seperti WA, facebook, instagram dan twitter, berikut menjalin kerjasama dengan biro travel dan agen pariwisata.
Aneka potensi unggulan wisata bahari banyak dimiliki Pulau Seribu. Meskipun sejauh ini, banyak kendala untuk pengembangannya. Sehingga belum mampu seramai kunjungan wisatawan seperti yang membanjir di Pantai Kuta Bali atau di Gili Terawangan Pulau Lombok. Pantai Kuta dan Gili Terawangan, banyak dibanjiri turis asing dari berbagai negara manca, yang dengan bebasnya hanya mengenakan busana super minim saat berada di pantai, sehingga memunculkan istilah populer ‘Sumur’ (susu dijemur) dan ‘Murtat’ (menjemur pantat). Yang kebebasan untuk menjadikan wisatawan sebagai orang pantai seperti itu, tak dijumpai di Pulau Seribu.(SMNet.Com/bp)