WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Diduga karena dampak penambangan galian C ilegal di kaki Gunung Sindoro yang masuk wilayah Kertek Wonosobo, air hujan meluap dan membajiri jalan raya Candiyasan, yang menghubungkan jalur lalu lintas Parakan Temanggung dan Kertek Wonosobo.
Peristiwa yang sama sebelumnya juga terjadi di Sungai Beji Desa Reco Kecamatan Kertek. Bahkan salah satu pengguna jalan hanyut dan meninggal karena terseret arus air hingga baru bisa ditemukan 3 hari kemudian di Sungai Serayu Pikas Sigaluh Banjarnegara.
Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim Kurniawan, Selasa (31/3) petang ini, membenarkan jika kedua musibah banjir bandang di Desa Reco dan Candiyasan Kertek disebabkan dampak dari penambangan galian C ilegal di sekitar kaki Gunung Sindoro.
“Iya betul, setelah terjadi hujan deras saluran air di areal PT Perkebunan Tambi Bedakah Kertek meluap. Akibatnya terjadi banjir di jalan raya Kertek-Kledung yang masuk wilayah Desa Candiyasan. Air tersebut berasal dari bekas penambangan galian C di kaki Gunung Sindoro,” tegasnya.
Menurut mantan Camat Wonosobo itu, aktifitas penambangan galian C di kaki Gunung Sindoro menyebabkan kemiringan tanah menjadi lebih dalam dan terjadi kemerosotan kapasitas daya dukung lingkungan sekitarnya menjadi menurun.
Pasir dan Lumpur
“Kondisi tersebut menyebabkan laju air hujan yang berasal dari lereng Gunung Sindoro tidak bisa tertahan. Saluran air yang ada dibawahnya pun tidak mampu menampung volume air yang lebih besar. Dampaknya banjir di saat hujan turun pun tak bisa dikendalikan,” cetusnya.
Terjangan air yang disertai pasir dan lumpur tersebut pun memenuhi seluruh badan jalan raya Desa Candiyasan dan jalan masuk Dusun Jurangjero. Beberapa pengguna jalan yang mengendarai sepeda motor dari arah Kertek menuju Kledung pun roboh dan nyaris terseret arus air.
Beruntung pengguna jalan lain dan warga setempat segera memberi pertolongan sehingga tidak menyebabkan korban jiwa. Arus lalu lintas dari Kledung ke arah Kertek dan sebaliknya sempat macet total. Kemacetan lalu lintas bisa terurai setelah banjir reda.
“Lantaran tersapu air banjir aspal jalan menuju Dusun Jurangjero Desa Candiyasan mengelupas dan mengalami kerusakan yang cukup parah sepanjang kurang lebih 750 meter. 10 rumah warga setempat juga terendam air banjir,” tandasnya.
Saat ini, warga setempat telah membuat tanggul dengan batu, pasir dan tanah di pinggir saluran air agar jika terjadi hujan deras lagi air hujan tidak meluap. Jalan Dusun Jurangjero Desa Candiyasan sementara ditutup untuk kendaraan roda 4. BPBD Wonosobo telah melaporkan kejadian tersebut kepada BPBD Jawa Tengah untuk diambil tindakan selanjutnya.
Muharno Zarka-Wahyu