blank
Para pelari sedang melintas di atas rel kereta api bergerigi antara Stasiun Jambu dan Stasiun Bedono, Kabupaten Semarang pada ajang Mesastila Rails to Trails 16 K. Foto: Suarabaru.Id/ Yon

blankMAGELANG, (SUARABARU.ID)–  Sebanyak 180 pelari dari  37 kota di Indonesia dan lima negara asing mengikuti   Mesastila Rails to Trails 16 K yang berlangsung Minggu (15/3).  .

“Medan yang dilalui para pelari sangat beragam mulai dari rel kereta api Ambarawa –Bedono sejauh 11 kilometer. Kemudian, juga  melalui lahan persawahan, perkebunan kopi dan  perkampungan penduduk,” kata General Manager  Mesastila Resort & Spa, Sugeng Sugiantoro.

Sugeng mengatakan, para pelari  start dari  Museum Kereta Api Ambarawa , Kabupaten Semarang dan finish di  bangunan Stasiun Mayong- Losari yang dijadikan sebagai front office  Mesastilla  Resort  yang ada di Desa Losari Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang,

Menurutnya, ajang Mesastila Rails  to Trails   yang merupakan cikal bakal  Mesastila Peaks Challenge tersebut, juga pernah dilaksanakan sejak 2011 hingga 2015 silam.

Ia menambahkan, kegiatan tersebut dilaksanakan wujud kepedulian dari manajemen Mesastila Resort & Spa Magelang  dalam rangka pengembangan wisata olahraga di Provinsi Jawa Tengah.

“Apalagi, rute yang dilalui oleh para peserta ini sangat menarik dan menantang. Yakni, melewati rel kereta api  bergerigi yang ada satu-satunya di Indonesia,” katanya.

Sugeng menjelaskan, sebenarnya para peserta yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan tersebut  tercatat 310 orang dari berbagai daerah dan sejumlah negara asing. Namun, dalam kurun waktu dua minggu menjelang pelaksanaan, jumlah peserta yang memastikan diri untuk mengikuti kegiatan tersebut hanya 180 orang.

“Dari 180 orang tersebut, didominasi berasal dari 37 kota di
Indonesia. Dan dari mancanegara tercatat  enam  yang berasal dari Jerman, Perancis, Australia dan Inggris,” ujarnya didampingi,  Race Director Mesastila Rails to Trails 16 K, Agus Budi Santoso.

 Lari Unik

Agus Budi Santoso menambahkan, dari 16 kilometer jarak yang ditempuh oleh para pelari harus melewati tantangan berlari di atas rel kereta api yang masih aktif digunakan dan sekitar 4 kilometer medannya menanjak. Yakni, mulai dari  Jambu hingga Stasiun Bedono.

“Ini merupakan lomba lari yang unik. Karena melintas di atas rel
kereta api yang aktif dan rel yang dibangun tahun 1873 tersebut ada sebagian rel bergerigi yang ada tiga di dunia. Yakni, di Ambarawa, India dan Swiss,” katanya yang juga menjabat didampingi Fitness &Special Aktivitas Manager
Meaastila Resort and Spa.

Ia menambahkan, dalam kegiatan tersebut  dibagi dalam empat kategori. Yakni, Open Male , Open Female ( di bawah umur 40 tahun) dan  Master Male dan Master Female ( di atas umur 40 tahun). Tampil sebagai juara di nomor open male, Maju Jaya Manurung dengan catatan waktu  1 jam lebih 10 menit , 52 detik, disusul Romario da Loma ( 1 jam lebih 12 menit, 35 detik) dan  Suprapto ( 1jam lebih 13 menit, 28 detik).

Di nomor open female, Ruth Theresia berhasil meraih juara pertama setelah mencatatkan dirinya dengan waktu 1 jam lebih 42 menit, 24 detik, disusul; Anidya Dian ( 2 jam lebih 8 menit, 12 detik) dan Miriam Atlman (Jerman) di tempat ketiga dengan catatan waktu  2 jam lebih 13 menit, 33 detik.

Sedangkan di nomor master male, juara pertama diraih Budi Irawan dengan catatan waktu 1 jam lebih 18 menit, 3 detik. Kemudian di tempat kedua,  Wahyu ( 1 jam lebih 22 menit, 16 detik) dan Tyas Abdilah ( 1 jam lebih 26 menit, 49 detik).

Di nomor master female, pelari  Siti Muawamah mencatat waktu tercepat dengan 1 jam lebih 43 menit, 40 detik, kemudian Musriatun di tempat kedua dengan catatan waktu 1 jam lebih 49,33 detik dan Bekti Utami ( 2 jam lebih 34 menit, 49 detik).

Yon-Wahyu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini