MAGELANG(SUARABARU.ID)- Mengantisipasi agar masyarakat tidak melakukan bulying dan justifikasi terhadap keluarga dan lingkungan tempat tinggal tiga pasien dalam pengawasan (PDP) suspect virus corona, RSUD Tidar melindungi identitas diri pasien beserta keluarga maupun tempat tinggalnya.
Penegasan itu disampaikan Plt Direktur RSU Tidar Kota Magelang, Milna Septi Soelistiyani, kemarin.
Menurutnya, belajar dari kasus yang sama di tempat lain, jangan sampai masyarakat reaksional, dan melakukan justrifikasi yang akan merugikan kehidupan sosial pasien.
Karena itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan tim penyakit menular juga para kader kesehatan sudah tahu prosedurnya bagaimana bergerak mengantisipasinya.
Seperti diberikan berbagai media beberapa waktu lalu, kasus wabah corona yang terjadi di Depok pasien mengalami teror dan bulying. Bahkan warga yang tinggal satu perumahan dengan pasien dikucilkan oleh masyarakat lainnya, dan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang berakibat terjadi kegaduhan sosial kemasyarakatan.
‘’Kami tidak ingin hal seperti itu terjadi. Karena itu, sesuai dengan protokol dari Kemenkes identitas pasien dilindungi. Jangan sampai ada yang menyalahkan apalagi terjadi justifikasi terhadap pasien dan keluarga serta lingkungannya,’’ tegasnya.
Dia berharap masyarakat lebih bijak dan tidak terlalu membesar-besarkan setiap perkembangan virus corona. Justru harus menguatkan satu sama lainnya dan terus menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
‘’Gerakan PHBS harus masif dilakukan di masyarakat, jangan panik karena akan meningkatkan stres dan berakibat menurunnya imunitas. Justru sebaliknya harus bahagia agar tetap sehat dan kekebalan tubuh meningkat,’’ pintanya.
Seperti dikertahui tiga pasien dalam pengawasan (PDP) suspect corona yang dirawat di ruang isolasi Gladiol RSU Tidar Kota Magelang dipastikan membaik.
‘’Masyarakat jangan panik pasien dengan pengawasan gejala corona yang di rawat di RSU Tidar kondisinya semakin membaik. Hari ini sudah lepas infus. Kami melakukan yang terbaik dengan stardart dari Menteri Kesehatan,’’ ungkap Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam acara jumpa pers di RSU Tidar, Sabtu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr Sri Harso, menjelaskan, kali pertama RSUD Tidar menerima pasien pada 11 Maret 2020. Seorang ibu dan anak dengan gejala klinis batuk dan demam tinggi. Ibu berumur 36 tahun dan anaknya 2 tahun. Dari hasil anamnesis (pemeriksaan awal melalui wawancara) perempuan itu sebelumnya melakukan perjalanan ke Singapura, Vietnam dan Malaysia.
‘’Dari hasil anamnesis akhirnya diputuskan pasien dalam pengawasan (PDP), keduanya adalah warga Kabupaten Magelang,’’ kata Sri Harso.
Sedang satu pasien lagi masuk ke RSUD Tidar pada 12 Maret 2020 adalah warga Kota magelang dengan gejala klinis yang sama batuk disertai demam tinggi. Dari anamnesis, perempuan umur 29 tahun ini sebelumnya berkunjung ke Italia. Pasien yang masuk terakhir ini juga masuk dalam status PDP.
Plt Direktur RSU Tidar Septi Milna Soelistiyani mengatakan, ketiga pasien dalam pengawasan dirawat di ruang isolasi khusus Gladiol. Dalam penanganannya telah menggunakan protokol yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
‘’Sampel darah sudah dikirim ke Jakarta tinggal menunggu hasilnya apakah terkonfirmasi positif atau negatif,’’ tuturnya. (pro)
Editor : Doddy Ardjono