JEPARA (SUARABARU.ID) – Pemda Jepara serius dalam menangani banjir seperti yang terjadi 25 Januari lalu di kota Jepara. Buktinya meresa perlu mendatangkan dua peneliti ahli pengairan dan cuaca asal Belanda, DR. Floris Boogards dan Prof Eric De Boer asal Hanzehogeschool Groningen, University Of Applied Sciences Belanda
Kehadiran dua peneliti ahli tersebut bekerjasama denga Universitas Islam Sultan Agung Semarang. “Mudah-mudahan dengan hadirnya dua ahli ini dapat memberikan masukan dan pemecahkan persoalan banjir di Jepara ,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Jepara Mulyaji, saat menerima kedua peneliti ahli tersebut pada Sabtu (15/2/2020) siang, di Pendapa Kartini Jepara.
Turut mendampingi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Jepara Ary Bachtiar, Kepala Bagian Pembangunan Sekda Jepara Hasanuddin Hermawan, Bappeda, dan Diskominfo Jepara.
Dua tempat yang dikunjungi adalah palang pintu air atau Bendung Bapangan dan pompa air di seputaran Kali Wiso, komplek Shoping Center Jepara (SCJ), yang menjadi pintu keluar masuknya sumber air di musim penghujan.
Menurut Kepala DPUPR Jepara Ary Bachtiar, berdasarkan hasil evaluasi, banjir yang terjadi pada 25 Februari lalu akibat sistem drainase atau pembuangan air yang kurang maksimal.
“ Pada saat itu pintu Bendung Bapangan yang menjadi pengendali utama banjir di Jepara terbuka sehingga air mengalir ke Kali Kanal dan Kali Wiso. Sedangkan pompa belum maksimal,” ujar Ary Bachtiar
Diungkapkan lebih lanjut, pemerintah kabupaten telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi banjir tersebut. Baik itu solusi banjir jangka pendek maupun jangka panjang. Langkah jangka pendek yang sudah disiapkan Pemkab Jepara dalam mengatasi banjir adalah menyiapkan mesin pompa air.
Tiga mesin ditempatkan di sepanjang Kali Wiso. Juga mesin pompa air keliling, yang berukuran lebih kecil. Sehingga saat hujan deras, debit air naik pompa bisa langsung diaktifka,”ungkap Ary Bachtiar.
Sementara Floris Boogards menilai, Bendungan Kali Mati Bapangan perlu didukung perawatannya secara rutin. Mengingat peralatannya yang sudah berusia ratusan tahun. “Kondisi seratus tahun lalu, tentu berbeda dengan sekarang. Untuk itu masih perlu di diperbarui lagi,” kata dia.
Untuk mengatasi masalah banjir di Jepara, Floris Boogards berharap bendungan ini dapat lebih dioptimalkan lagi. Termasuk sistem buka tutup dan kantong air. Selain itu, perlu dibangun tampungan air di kota dan tambahan pompa disejumlah titik.
Hadi Priyanto