JEPARA (SUARABARU.ID) – Petir yang menyertai hujan pada Senin ( 3/2-2020) siang di wilayah Jepara Utara, telah menyambar bangunan gedung gereja tua yaitu GITJ Donorojo yang terletak di wilayah RT 02 / RW 10 Desa Banyumanis , Kecamatan Donorojo. Atap bangunan gereja yang diresmikan pada tahun 1935 rusak dibeberapa bagian. Kerusakan atap paling parah terjadi pada menara lonceng.
Disamping itu jaringan listrik, peralatan elektronik dan alat musik juga banyak rusak karena tertimpa reruntuhan atap yang terbuat dari asbes. Dari kejadian ini diperkirakan kerugian mencapai Rp. 30 juta rupiah. “Namun sejauh ini tidak ada korban jiwa karena gereja sedang dalam kondisi kosong,” ujar Abdul Bisri, perangkat desa Banyumanis.
Gedung gereja GITJ Donorojo merupakan salah satu gedung gereja yang tertua di wilayah Kabupaten Jepara. Gereja ini dibangun pada tahun 1934 oleh dr. H. Bervoets. Ia adalah dokter dan sekaligus direktur Rumah Sakit Kusta Kelet yang kala itu dikelola oleh misi zending. Disamping itu ia juga mengelola Rumah Sakit Kusta Donorojo yang diperuntukkan bagi pengobatan dan perawatan penderita kusta. Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1916.
Untuk keperluan ibadah para penderita, didalam komplek rumah sakit didirikan oleh dr. H. Bervoets dan istrinya sebuah gereja. Pendirian gereja oleh H. Bervorts ini ditulis dalam monumen dibawah menara lonceng. Namun karena sesuatu, pada tahun 1945 gedung gereja ini ditinggalkan oleh jemaatnya dan baru pada tahun 1975 digunakan kembali.
Sampai sekarang, sebagian besar bangunan gereja ini masih asli. Bangunan gedung gereja yang berbentuk segi lima ini ini tidak bertumpu pada tiang, tetapi kekuatannya justru terletak pada tali baja yang menghubungan satu sudut dengan sudut lainnya. Hiasan yang unik terletak pada patri kaca bergambar perahu dan teratai. Sedangkan mimbarnya berada diatas. Jika melihat usia bangunan, gereja GITJ Donorojo ini adalah Cagar Budaya yang harus dilindungi oleh pemerintah.
Hadi Priyanto