Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, Waluyo, dan Kabid Lalu Lintas Dishub Joko Pramono, menyatakan, yang berangkat dari Kota Bandung sebanyak 1 bus kapasitas 50 orang. Kemudian yang berangkat dari Museum Purna Bhakti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta sebanyak 2 bus.
Pelayanan pendaftaran dan keberangkatannya ditangani oleh panitia yang ada di Bandung dan Jakarta. Rencananya akan diberangkatkan bersama-sama dengan bus pelayanan mudik gratis yang disediakan oleh Pemprov Jateng. Yang totalnya ada sebanyak 263 bus, merupakan bantuan Gubernur bersama Pemkab/Pemkot se Jateng, ditambah dari pihak ketiga. Seperti bantuan dari Bank Jateng, Semen Gresik, PT Jasa Raharja dan Perum Perumnas. Diperkirakan ada sebanyak 17,9 juta orang yang mudik ke Jateng.
Dishub Kabupaten Wonogiri, akan berkonsentrasi memberikan pelayanan pada kedatangannya di Kabupaten Wonogiri. Ini dilakukan bersamaan dengan serangkaian rencana kegiatan berkaitan dengan penanganan arus mudik yang dikoordinasikan bersama Polres, Kodim dan pihak terkait lainnya.
Menurut Waluyo dan Joko Pramono, penyiapan penyambutan kedatangan arus mudik, menjadi satu diantara 6 isu strategis yang telah dipersiapkan penanganannya. Keenam isu strategis tersebut, terdiri atas lonajkan pergeraan orang, lonjakan pelancong loebaran, maraknya bus wisata yang difungsikan menjadi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), kemunculan angkutan ilegal dan terminal bayangan, bencana alam dan pembangunan infrastruktur jalan yang masif.
Sembilan Pos
Untuk mempersiapkan perayaan Lebaran Idul Fitri 1446 H (2025 M), Dishub Kabupaten Wonogiri mendirikan 9 Pos Pelayanan dan menyiapkan sebanyak 118 personel. Kesembilan Pos itu terdiri atas Posko Induk di Kantor Dishub, Terminal Induk, Waduk Gajahmungkur, Depan Pasar Kota, Biting perbatasan Wonogiri (Jateng)-Ponorogo (Jatim).
Kemudian di Kecamatan Pracimantoro yang merupakan wilayah perbatasan Wonogiri (Jateng)-Gunungkidul (DIY), Baturetno yang menjadi tapal batas Wonogiri (Jateng)-Pacitan (Jatim), di simpang empat Kota Ngadirojo dan di Kota Kecamatan Jatisrono. ”Kami senantiasa bersinergi dengan Polres Wonogiri,” tegas Waluyo dan Joko Pramono.
Untuk menyikapi keramaian arus lalu lintas selama arus mudik sampai dengan arus balik, telah disiapkan pemasangan perlengkapan rambu yang berkaitan dengan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) untuk mengantisipasi kemacetan. Terdiri atas 40 unit water barrier, 20 traffic cone, 97 golo-golo, 23 gaslon dan 38 rambu portabel.
Pengaturan MRLL dilakukan di 7 titik, berlokasi di 5 lampu bangjo (Pokoh, Ponten, Giriwono, Klampisan dan Selogiri), berikut di Segmen-1 dan Segmen-2 Jalur Lintas Kota (JLK). Juga MRLL di perempatan Gudangseng, objek wisata Waduk Gajahmungkur, ruas jalan protokol dari Pasar Kota sampai Toserba Baru dan simpang empat Pokoh.
Bersama itu disiapkan 4 jalu, r alternatif manakala terjadi kemacetan. Caranya dengan mengalihkan arus lalu lintas. Yakni dari Solo-Pacitan, dari Bangjo Klampisan diarahkan langsung lurus ke arah timur. Untuk Solo-Pracimantoro, sejak Temrinal Krisak diarahkan belok ke kanan menyusuri ruas JLK. Yang dari Purwantoro-Solo diarahkan lewat JLK sejak dari Cangkruk Rumah Makan Pak To di Jatibedug. Dari Pacitan-Baturetno-Solo, melalui ruas JLK dari simpang tiga Pondok Ngadirojo.(Bambang Pur)