JEPARA (SUARABARU.ID) – Pertemuan Rutin Musyawarah Kerja Tenaga Administrasi Sekolah (MKTAS) Jepara diisi dengan pembekalan tentang ketatausahaan (ke-TU-an) dengan narasumber Kasubag TU Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II, Disdikprov Jateng Dra Eko Gustini Wardani Pramukawati.
Pembekalan bertajuk “Memaknai tugas ke-Tata Usaha-an (TU) tak lekang oleh waktu” yang berlangsung di SMA Negeri Donorojo, Jepara beberapa waktu lalu. Ketua Ketua MKTAS SMA/SMK/SLB Negeri Jepara, Mulyono, A.Md dalam sambutan pembukaan mengatakan, para Kepala TU dalam hal ini SMA/SMK serta SLB harus selalu di-support dan disemangati.
“Sehingga mereka tidak saja konsen dalam tugasnya melainkan juga bahagia dalam melaksanakannya, serta tambah semangat dalam pelayanan prima di sekolah sesuai mars Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) Indonesia,” kata Mulyono yang dihadiri pula oleh Kepala SMAN 1 Donorojo Jepara, Puji Ningrum, S.Pd, M.Pd
Eko Gustini mengatakan, Tenaga administrasi sekolah sebagai bagian dari Tata Usaha (TU) antara lain harus senantiasa memberikan layanan prima dan pelayanan administrasi kepada banyak pihak. “Pelayanan di sekolah antara lain ditujukan untuk kepala sekolah, guru, komite bahkan juga para siswa dan masyarakat. Terkait hal tersebut maka di sinilah pelayanan itu harus dilakukan tidak saja secara harfiah melainkan juga didukung batiniah,” ujar perempuan penggiat Kampung Iklim Purwokeling Kota Semarang, yang berhasul meraih trofi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Tahun 2024 ini.
Tak Sebatas Cekat-Ceket
Yang dimaksud secara harfiah, kata pegiat Pramuk aini, antara lain melakukan tugas tidak saja dengan cekatan, namun juga bener lan pener. “Sedangkan secara batiniah maka dalam pelaksanaan tugas harus dilandasi keikhlasan. Hal demikian mudah diucapkan tetapi tidak semudah dalam pelaksanaan,” ujar perempuan yang pernah menjalani profesi sebagai wartawati ini.
Dia mencontohlan, saat hati suntuk biasanya akan tergambar dalam wajah yang relatif kusut. “Sementara bidang pelayanan tidak sebatas butuh kecepatan prima dengan cekat-ceket tumandang. Namun juga senyuman yang bisa menyegarkan fikiran baik pribadi maupun orang yang memandang,” ujar Eko Gustini.
Ikhlas dan Sabar
Dia menekankan, untuk mendukung hal tersebut maka, salah satu kata kuncinya adalah “ikhlas dan sabar”. Dua kata yang mudah diucapkan, namun butuh pemahaman dan pelaksanaaan dengan hati lapang. Kalau hati kita ikhlas, Insya Allah akan membuat pikiran menjadi jernih. Dengan hati yang jernih, akan mendatangkan kesabaran dan memunculkan ide-ide cemerlang, sehingga sesulit apapun pekerjaan akan mendapatkan jalan keluar.
“Di sinilah, pandai-pandainya kita untuk bekerja sama dengan banyak pihak, baik rekan-rekan di instansi masing-masing maupun di luar instansi”, imbuh Eko yang juga Andalan Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Tengah Bidang Abdimas dan Pramuka Peduli, serta Tim Pelatih Pembina Pramuka di Pusdiklatcab Cakrabaswara Kota Semarang.
Eko Gusti mengaku bersyukur, karena teman-temannya di Cabang Dinas II bisa saling mendukung dan nyengkuyung. “Salah satunya Pak Tarno (Sutarno, S.Pd) yang hari ini juga ada di hadapan bapak dan ibu Ka TU SMA/SMK/SLB se-Jepara. Sebagai staf Administrasi Umum, Pak Tarno ini relatif banyak tugas seperti; pengelola Sistem Informasi Manajemen (SIM) Aset; koordinator sarana prasarana (sarpras); Dana Alokasi Khusus (DAK) dan bantuan/hibah; tim pengadaan barang dan jasa; admin layanan ijazah (legalisir, penggantian ijazah, kesalahan penulisan ijazah), dokumentasi admin penyediaan, serta administrasi asset,” kata Eko.
Dia mengingatkan, yang penting adalah bagaimana upaya kita berbagi peran dengan cara memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi yang ada melalui jalinan kerja sama, koordinasi, komunikasi disertai sikap saling menghormati dan menghargai.
“Terkait hal tersebut mari kita berusaha selalu berfikir positif di berbagai kondisi, meski mungkin perlu ekstra menata hati, supaya kata dan tindakan kita tidak menyakiti”, ucap Eko yang pernah menjuarai beberapa kali lomba penulisan baik tingkat Jateng maupun nasional ini.
wied