JEPARA(SUARABARU.ID) – Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Dewi Sartika Dabin 3, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara Kamis (13/2/2025), berlatih menulis cerkak (cerita cekak/cerita pendek). Kegiatan yang berlangsung di SDN 2 Langon ini dimaksudkan untuk penguatan literasi budaya dan sastra Jawa bagi para guru SD di wilayah tersebut.
Ketua KKG Dabin 3 Kecamatan Tahunan, Andarini Hana bersama sekretaris komunitas belajar tersebut, Hindun Fitriani Hidayah mengatakan, pada pertemuan sebelumnya, mereka memilih materi membaca dan menulis aksara Jawa. Materi-materi ini diberikan sebagai bekal guru dalam upaya mencegah anak-anak di wilayah tersebut tercerabut dari akar budayanya.
Materi menulis cerkak disampaikan Penyusun Naskah Sambutan Pemkab Jepara yang juga penulis artikel termasuk berbahasa Jawa di media massa, Sulismanto.
Andarini Hana menjelaskan, tahun ini penguatan literasi budaya, sastra, hingga seni dan aksara Jawa menjadi prioritas dalam penguatan kompetensi guru di KKG Gugus Dewi Sartika. Penguatan literasi ini diyakini akan meningkatkan kompetensi guru setempat saat mengajar dengan materi budaya, sastra, hingga bahasa Jawa
“Meski baca dan tulis aksara Jawa serta penulisan cerkak merupakan dua dari sekian cabang lomba dalam FTBI (Festival Tunas Bahasa Ibu), tapi tujuan kami tidak semata-mata untuk pembekalan murid ke FTBI. Jauh lebih penting agar pengetahuan para guru meningkat, sehingga anak-anak mengenal akar budayanya,” tambahnya.
Ketua Dabin 3 Tahunan Bambang Sudarmaji melalui Pengurus Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Siti Hamidah mengatakan selama ini narasumber kegiatan berasal dari guru di wilayah KKG Dabin 3 Tahunan. Para kepala sekolah mendukung KKG mengundang narasumber dari luar untuk menambah bekal kompetensi. Terkait materi penulisan cerkak yang diberikan dalam pertemuan kali ini, Siti Hamidah menyebut sangat penting, apalagi tulis cerkak termasuk salah satu cabang lomba tahunan FTBI.
“Saat materi disampaikan saya mohon Bapak/ibu betul-betul memperhatikan. Materi ini selanjutnya silakan disampaikan ke anak-anak agar makin berprestasi,” kata Siti Hamidah saat membuka pertemuan.
Dia menyebut, pada FTBI tahun 2024, siswa asal Dabin 3 Tahunan ada yang menjadi juara harapan 2 tingkat Provinsi Jawa Tengah pada cabang penulisan aksara Jawa. Sedangkan pada cabang cerkak, menjadi juara 1 kabupaten.
Dalam penyampaian materinya Sulismanto mengatakan, meski dalam bentuk gancaran (karangan bebas) dan bahasanya prasaja (sederhana), penulis cerkak harus membekali diri dengan pemahaman dan kepatuhan pada paugeran (peraturan) menulis bahasa Jawa berhuruf latin. Dia juga memberikan beberapa tips untuk mengurangi kesalahan menulis latin Jawa.
“Salah satu yang sering mengganggu tulisan latin Jawa adalah ‘mendem virus o’, yaitu kekeliruan menulis kata berbahasa Jawa yang seharusnya ditulis dengan huruf a, tapi ditulis dengan huruf o,” kata pengasuh rubrik Jeparanan, artikel berbahasa Jawa dialek Jepara di media massa ini.
Dia mencontohkan kesalahan dalam menulis nama minuman tradisional khas Jepara, adon-adon cara. “Seharusnya dengan huruf a, tapi kerap ditulis dengan huruf o menjadi adon-adon coro sehingga berkonotasi negatif. Sebab coro berarti kecoa,” tandasnya.
Hadepe