TEGAL (SUARABARU.ID)- Pemerintah Kota Tegal (Pemkot) menerima hibah Laboratorium Biosafety Level 2 Plus (BSL-2+). Laboratorium yang berada di Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Klinik Paru Kota Tegal, dilaunching oleh Pj Walikota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono, Senin (10/2/2025). Dengan resmi beroperasinya, maka laboratorium tersebut baru ada tiga unit se-Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Zaenal Abidin menjelaskan bahwa UPTD Klinik Paru Masyarakat, Kota Tegal mendapatkan hibah renovasi laboratorium BSL 2+ yang berstandar biosafety level 2 plus dari Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit (Ditjen P2) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Renovasi laboratorium ini dilakukan melalui hibah renovasi dan retrofit dari Ditjen P2 Kemenkes RI dengan nilai sebesar Rp 7.488.999.000.
Proyek hibah ini berlangsung melalui beberapa tahapan. Dimulai pada Tahun 2021 proses pengusulan renovasi BSL-2+ dari UPTD Klinik Paru masyarakat ke Kementrian Kesehatan. Tahun 2022 proses assasment oleh Kementrian Kesehatan pada laboratorium klinik paru masyarakat. Tahun 2023 proses tander dan gagal tender yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan. Tahun 2024 proses tender ulang dan kontrak oleh Kementrian Kesehatan dan Januari-Februari 2025 proses sertifikasi dari word bio haz tec dan serah terima hibah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Ina Agustina Isturini, yang tersambung secara daring dalam peluncuran Laboratorium BSL 2+ tersebut menyampaikan bahwa pembangunan laboratorium microbiologis merupakan salah satu upaya untuk memperluas akses masyarakat untuk pemerikasaan kultur dan uji kepekaan TBC.
“Diharapkan nanti dengan semakin banyaknya tempat pemeriksaan ini yang bisa diakses tentu akan semakin mempermudah dalam mendiagnosa TB maupun antisipasi ketika pengobatan TBC tidak berhasil yang bisa jadi karena ada resistensi,” harap Ina.
Dalam kesempatan tersebut, Ina Agustina Isturini berpesan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah maupun Kota Tegal dapat berkoordinasi terkait pengaturan jejaring rujukan dan tata laksanana pelayanan pasien TBC di Jawa Tengah. Ia juga mengharapkan komitmen Pemerintahan Kota Tegal untuk mengalokasikan anggaran untuk biaya pemeliharaan laboratorium untuk peralatan serta peningkatan kapasitas SDM-nya.
Pj Walikota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono menyampaikan bahwa laboratorium ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Pusat dalam memperkuat layanan kesehatan di daerah. Dengan adanya laboratorium ini, UPTD Klinik Paru Masyarakat Kota Tegal ditargetkan dapat melayani wilayah Tegal dan Jawa Tengah Bagian Barat. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya kementerian kesehatan dalam mencapai target pemenuhan 24 laboratorium pada tahun 2025 di seluruh Indonesia.
“Ini tentu sejalan dengan misi asta cita Bapak Presiden dan Wakil Presiden ada 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PTHC) / Quick Win terutama pada program ke-dua yaitu menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis, menurunkan kasus TBC 50 persen dalam lima tahun dan membangun RS lengkap berkualitas di kabupaten/kota,” ujar Pj Walikota Tegal.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes RI ata bantuan ini, dan juga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang sudah memfasilitasi dan membersamai dalam prosesnya selama ini. Selanjutnya Ia minta agar Laboratorium BSL-2+ ini bermanfaat secara optimal, mohon bantuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk bisa diaturkan jejaring rujukannya dari kabupaten sekitar di Jawa Tengah.
Upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Kota Tegal dilakukan dengan optimal. Hal ini ditunjukan dengan penghargaan yang diterima oleh Kota Tegal sebagai juara 1 kabupaten kota terbaik dalam pengelolaan program TBC tingkat nasional pada tahun 2021. Kemudian tahun 2024 juga dinyatakan sebagai kabupaten/ kota terbaik nomor satu dalam upaya penemuan kasus TBC se-Jawa Tengah.
Sementara untuk Klinik Paru Masyarakat Kota Tegal pada tahun 2023 mendapatkan penghargaan dari Kemenkes RI sebagai penemu kasus TBC tertinggi dan pengobatan kasus TBC tertinggi di FKTP.
“Tentu saja, pencapaian ini tidak lepas dari kerja keras berbagai pihak, termasuk jajaran Dinas Kesehatan, UPTD Klinik Paru Masyarakat, Tenaga Medis, serta dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah dan Kemenkes RI,” terang Pj Walikota.
Pj Walikota Tegal berharap dengan adanya Laboratorium BSL-2+ ini, upaya pencegahan dan penanggulangan TBC di Kota Tegal dan di Jawa Tengah semakin baik lagi.
“Kita harus terus bekerja sama, bahu-membahu, dalam menekan angka penularan dan menyelamatkan lebih banyak nyawa dari bahaya TBC,” tutur Pj. Walikota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono.
Sutrisno