blank
PWI Kudus gelar aksi menanam di lereng Muria dalam rangka memperingati HPN 2025. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kudus menggelar aksi penanaman pohon di lereng Gunung Muria, tepatnya di kawasan Wisata Rejenu, Japan, Kudus. Kegiatan ini dilakukan bersama komunitas konservasi lingkungan Pekamuria sebagai bagian dari upaya pelestarian alam dan mitigasi bencana.

Ketua PWI Kudus, Syaiful Annas, menjelaskan bahwa HPN bukan sekadar perayaan bagi insan pers, tetapi juga momentum untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan lingkungan.

“Ya, pada pagi hari ini, tanggal 9 Februari, bertepatan dengan Hari Pers Nasional, kami dari Persatuan Wartawan Indonesia mengadakan program ‘Wartawan Menanam’ bersama komunitas Pekamuria. Kami melakukan penanaman sebanyak 200 bibit tanaman di wilayah Lereng Muria, tepatnya di kawasan Wisata Rejenu,” ujar Annas.

Menurutnya, pemilihan aksi tanam pohon didasari oleh kondisi lingkungan saat ini yang rentan terhadap bencana, terutama di musim hujan.

“Kita tahu saat ini musim hujan banyak bencana di mana-mana, termasuk juga di Kudus. Langkah kecil seperti penanaman pohon ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah longsor dan menjaga ketersediaan sumber air bagi masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Pekamuria, Teguh Budi Wiyono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program konservasi lingkungan yang telah berjalan sejak 2023. Tahun ini, Pekamuria menargetkan penanaman 1.250 bibit pohon di empat titik, yakni Japan, Argo Piloso, Puncak 29, dan Talu Wombo.

“Penanaman hari ini adalah lanjutan dari program yang kami mulai sejak 2023. Tahun lalu kami menanam 1.050 pohon, dan tahun ini rencananya akan ditanam 1.250 pohon di empat titik. Untuk hari ini, bersama PWI, kami menanam sekitar 200 bibit,” jelas Teguh.

Ia juga menekankan pentingnya mengembalikan habitat alami Gunung Muria, terutama untuk menjaga ekosistem satwa liar seperti macan tutul yang populasinya semakin terancam akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan kopi.

Dalam kegiatan ini, jenis pohon yang ditanam adalah fikus dan bambu. Teguh menjelaskan bahwa kedua jenis pohon ini dipilih karena memiliki manfaat ekologis yang besar.

“Kami memilih fikus dan bambu karena bambu berfungsi menahan longsor, sementara fikus berperan menghidupkan kembali mata air yang telah mati. Ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan di Pegunungan Muria,” ungkapnya.

Sebagai penutup, Teguh mengajak anak-anak muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan, bukan hanya dengan mendaki gunung tetapi juga dengan ikut serta dalam aksi konservasi.

“Kami berharap kecintaan terhadap alam tidak hanya diwujudkan dengan naik gunung, tetapi juga dengan menanam pohon endemik agar satwa liar di Pegunungan Muria bisa tetap lestari,” pesan Teguh.

Ali Bustomi