JEPARA (SUARABARU.ID- Perubahan iklim dan pembangunan yang memiliki dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia menjadi latar belakang diselenggarakan Seminar“Coastal Dynamics, Sustainable Development & Health Resilience” di Sekretariat PPNI Jepara, Sabtu, 08 Februari 2025.
Kegiatan ini digelar berkat kerjasama antara Kesehatan untuk Bumi (KEBUMI) dengan RS PKU Aisyiyah Jepara, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PWM Jawa Barat dan Jawa Tengah serta MPKU Kabupaten Jepara.
![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Seminar yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr Mudrikatun ini menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya dr Suherman, MKM dari IHPHNet / Ketua MPKU PWM Jawa Barat , dr Raynaldy B. Prabowo MM, Proyect Directur Kebumi {Kesehatan untuk Bumi ), dan dr Muhammad Iqbal dari PKU Mayong serta Prof. Dr. Prabang Setyono, ahli lingkungan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kegiatan ini juga diisi pula dengan Adaptasi dan Mitigasi Bencana di Kabupaten Jepara oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jepara, Strategi pemulihan ekosistem pesisir dengan teknologi dan pengembangan vegetasi mangrove Marine Science Techno Park Departemen Oceanografi, Universitas Diponegoro, Membangun kekuatan komunitas untuk meningkatkan kualitas pembangunan yang berkesadaran lingkungan dan kesehatan masyarakat Koalisi Malih Dadi Segoro
![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Kepala DKK Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn. dalam sambutannya memberikan apresiasi dan dukungan terhadap kegiatan tersebut. “Saat ini kita diperhadapkan dengan persoalan lingkungan, baik akibat pencemaran limbah industri maupun rumah tangga yang mencemari lingkungan air dan udara. Juga kerusakan lingkungan. “Pencemaran udara juga perlu mendapatkan perhatian sebab jika berlebihan bisa menggangu kesehatan,” tambahnya
Ia juga mengungkapkan, kendati demikian sampai saat ini masih ada yang kurang menyadari bahwa ada korelasi signifikan antara lingkungan dan kesehatan. “Itulah pentingnya sosialisasi dan penyadaran masyarakat untuk merubah perilakunya untuk menjaga diri dan keluarga agar lebih memberikan perhatian terhadap kesehatan dan lingkungan,” pintanya
![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Sementara Project Director KEBUMI {Kesehatan untuk Bumi ), dr Raynaldy B. Prabowo MM menjelaskan, KEBUMI adalah program yang diinisiasi oleh Indonesia Health Promoting Hospital Network (IHPHnet) sebagai mitra aktif Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang aktif menyuarakan program promosi kesehatan, green hospital dan healthy workplace sejak sejak tahun 2012
Karena itu KEBUMI secara aktif mengajak partisipasi dari berbagai kalangan dunia kesehatan, baik dari kalangan profesional, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun kalangan akademisi, dalam meningkatkan partisipasi bidang kesehatan untuk ketahanan lingkungan dan iklim.
“Kami menaruh perhatian terhadap Jepara karena dinamika persoalan pesisir yang semakin komplek serta keberadaan PLTU di wilayah pesisir Jepara,” terangnya. Semua warga masyarakat berhak mendapatkan udara bersih, dan kita ingin memastikannya hak warga tak terabaikan, tambahnya
![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Sedangkan dr Suherman, MKM dari IHPHNet dan juga Ketua MPKU PWM Jawa Barat yang juga hadir sebagai pembicara menyampaikan konsep pengembangan rumah sakit kedepan yang mengadopsi pemikiran baru tentang kesehatan dan lingkungan berkelanjutan dengan bersadar pada standart global
Ia juga menjelaskan, penerapan konsep kesehatan dan lingkungan berkelanjutan ini sangat ditentukan oleh faktor kepemimpinan. “Ini juga sangat penting dalam pembangunan sebuah daerah dalam menjaga daerah yang dipimpinnya agar memperhatikan lingkungan,” terangnya
![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Prof. Dr. Prabang Setyono, pakar lingkungan dari Universitas Sebelas Maret mengingatkan, krisis iklim, bencana banjir dan abrasi di Pantai Utara Jawa yang angkanya terus meningkat memiliki pengaruh terhadap kesehatan masyarakat. “Bencana akan semakin meningkat karena terjadi degradasi lingkungan. Bahkan selama 10 tahun terakhir angkanya meningkat hingga 350 persen.
Menurut Prabang Setyono, saat ini banyak warga yang tinggal di wilayah yang menjadi sumber penyakit karena kerusakan lingkungan, baik yang bersumber dari limbah rumah tangga, kerusakan lingkungan maupun industri. “Karena itu harus ditumbuhkan kesadaran bersama dan penegakan hukum jika terbukti ada kegiatan industri yang mengabaikan lingkungan yang berkelanjutan,” tegasnya
Hadepe